Pengalaman Dengan Stek Tanaman

0
160
I Gusti Ketut Riksa,staf ahli PT Songgolangit Persada dan Instruktur Institut Pengembangan Sumber Daya Alam (IPSA) Bali.

Oleh: Ir. I Gusti Ketut Riksa )*

Dua hari yang lalu saya dihadiahi 3 pohon bibit anggur dari teman sekerja yakni Bapak Irkham Rosidi, mulanya beliau melihat iklan di youtube, banyak bibit anggur sudah berisi buah dengan baik, dan buahnya besar-besar sedangkan pohonnya masih kecil, (masih di polybag), beliau tertarik dan langsung memesannya 4 pohon. Setelah pesanannya datang ternyata tidak ada buahnya dan diadiahkan kepada saya sebanyak 3 pohon. Terima kasih Mas Irkham atas hadiahnya.

Pemberian ini mengingatkan saya tentang beberapa kejadian yang lalu, ketika saya masih menjadi kepela Dinas Pertanian di Kabupaten Bangli. Saat itu Bapak Bupati Bangli mempunyai program untuk menghijaukan kaldera Gunung Batur. Semua kepala dinas, Camat-camat dan kepala BUMD dan BUMN ditugaskan menanam dan memelihara tanaman beringin di kaldera Gunung Batur.

Saat itu saya membuat bibit pohon beringin yang berasal dari stek. Lebih dari 20 stek, 10 stek berasal dari tanaman bonsai yang telah dipelihara sejak lama dan 20 lainnya berasal dari tanaman yang telah tumbuh di alam. Ternyata stek yang bersal dari tanaman beringin yang tumbuh di alam steknya mati semua, namun stek yang saya ambil dari bonsai yang saya pelihara sejak lama ternyata steknya tumbuh dan hidup semua.

Keadaan ini juga mangingatkan pengalaman saya beberapa bulan yang lalu terhadap stek tanaman kembang kertas (bougenvil). Saya menanam 20 stek tanaman bougenvil, 10 stek berasal dari tanaman pot dan 10 lagi berasal dari tanaman yang tumbuh di alam. Kedua kelompok itu media tanamnya sama, polybagnjaya pun sama besar. Ternyata stek yang berasal dari tanaman yang tumbuh dialam mati semua, namun tanaman yang berasal dari pot steknya tumbuh dan berkembang semuanya dengan baik.

Dapat disimpulkan bahwa tanaman yang tumbuhnya serba kurang ( kurang nutrisi, kurang sinar, kurang air (jarang disiram), dengan kata lain “yang sumber steknya hidup merana,” ternyata mempunyai respon untuk tumbuh dan hidup “lebih tinggi” daripada tanaman yang pertumbuhannya lebih baik, lebih subur, (serba cukup)/ tumbuh bebas di alam.

Stek tanaman anggur yang dihadiah kan kepada saya ternyata tidak ada bekas tempelan, tidak ada bekas sambungan, tunas-tunasnya tumbuh dari batang induk. Saya memperkirakan steknya berasal dari tanaman yang sudah tua, berasal dari cabang generative kemudian dipotong-potong dan ditanam pada polybag; saya perkirakan pohon induknya pun berasal dari tanama dalam pot. Setelah tumbuh tanaman itu diperkirakan akan langsung berbuah. Bukankah demikian? Marilah tunggu sampai tanaman anggur tersebut berbuah atau terus menerus tidak berbuah.https://linktr.ee/em4

)* Staf Ahli PT Songgolangit Persada.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini