Teknologi EM Tingkatkan Kualitas Lingkungan

0
39
Ir. I Gusti Ketut Riksa, selaku staf ahli PT Songgolangit Persada dan instruktur di Institut Pengembangan Sumber Daya Alam (IPSA) Desa Bengkel, Kabupaten Buleleng.

Teknologi Effective Microorganisms (EM) dengan produknya di Indonesia disebut Effective Microorganisms 4 (EM4) mendukung pengembangan pertanian organik yang ramah lingkungan dan sekaligus dapat meningkatkan kualitas lingkungan.

“Dengan penggunaan teknologi EM, limbah dan air selokan menjadi tidak bau, hingga kunang-kunang di sawah juga kembali ada,” kata Ir I Gusti Ketut Riksa, selaku staf ahli PT Songgolangit Persada ditemui di Kantor Pemasaran EM4 di Jalan Letda Kajeng, Denpasar.

Riksa mengatakan Teknologi EM ditemukan oleh Prof. Dr. Teruo Higa dari Universitas Ryukyus, Okinawa, Jepang pada tahun 1980. EM merupakan kultur microorganisme dari lactobacillus, ragi, dan bakteri fotosintetik yang bekerja secara bersama-sama untuk menyehatkan dan menyuburkan tanah.

“Selain meningkatkan kualitas lingkungan, EM juga merupakan teknologi yang mudah, murah dan hemat energi. Teknologi EM ini sangat cocok digunakan di pertanian, karena pertanian yang menggunakan pupuk dan pestisida kimia, telah terbukti merusak bumi,” ucapnya.

Mantan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bangli itu mencontohkan, tanaman jeruk di daerah Kintamani, Kabupaten Bangli, sebelumnya banyak yang hancur karena penggunaan pupuk dan pestisida kimia. Tak hanya di Bali, penggunaan pupuk dan pestisida kimia telah masif dipakai oleh petani di berbagai wilayah di Indonesia. “Seperti ada keranjingan di petani untuk menggunakan pupuk kimia, sehingga sedikit saja terlambat distribusinya, petani akan berteriak,” ujar pria berusia 81 tahun itu.

Padahal, kata Riksa, rekomendasi dari badan PBB yang membidangi pertanian untuk penggunaan teknologi yang ramah lingkungan sudah digaungkan sejak tahun 1980-an. Demikian juga para ilmuwan dunia dari puluhan negara juga telah menyampaikan seruan terkait pertanian yang ramah lingkungan dalam ajang pertemuan PBB sejak tahun 1992.

EM dikatakan dapat meningkatkan kualitas lingkungan karena dapat menyuburkan tanah, yang terjadi dari proses fermentasi bahan organik di dalam tanah bisa menjadi pupuk yang tersedia bagi tanaman. Selain itu proses sintetik (pembentukan) senyawa yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman, dari senyawa yang beracun atau merusak tanaman menjadi tidak beracun/bermanfaat.

Di sisi lain, bau limbah ternak dapat dikurangi dengan perlakuan EM, melalui memberikan minum pada ternak, dicampur ke dalam makanan, disemprotkan dengan air pada saat membersihkan kandang, serta disemprotkan ke dalam tumpukan kotoran ternak.

Bau kotoran ternak/kandang ternak yang menyengat dapat membuat ternak stres, berkurang nafsu makannya, dan berkurang produksinya. Dengan perlakuan EM, produksi ternak menjadi meningkat, serta biaya produksi berupa pembelian pakan dan obat-obatan menjadi menurun.

Sementara itu, produk EM4 yang diproduksi oleh PT Songgolangit Persada terdiri dari EM4 Pertanian, EM4 Peternakan, EM4 Perikanan dan Tambak, serta EM4 Bakteri Efektif Pengurai Tinja dan Limbah Organik. Selain itu juga terdapat produk Minyak Rajas, yaitu minyak herbal untuk menjaga kesehatan ternak peliharaan.

Riksa yang sebelumnya juga sebagai instruktur di Institut Pengembangan Sumber Daya Alam (IPSA) di Desa Bengkel, Kabupaten Buleleng itu menambahkan, di IPSA Bengkel, tercatat lebih dari 6.000 orang yang telah belajar pertanian organik dan teknologi EM dari berbagai daerah di Indonesia dan bahkan mancanegara.

“Tak hanya masyarakat umum, bahkan pejabat-pejabat di negara lain, seperti bupati dari Malaysia juga pernah belajar ke IPSA,” ujar Riksa sembari menceritakan pernah magang dan belajar ke sejumlah negara terkait teknologi EM.https://linktr.ee/em4

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini