Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali Dr. I Wayan Sunada, S.P, M.Agb saat menjadi narasumber dalam podcast EM Indonesia Official di Kantor Pemasaran PT Songgolangit Persada, Jalan Letda Kajeng, Yangbatu, Denpasar Timur.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali Dr. I Wayan Sunada, S.P, M.Agb berpandangan dengan terus menggencarkan atau memasifkan pertanian organik, akan memperluas akses masyarakat Bali untuk menikmati pangan yang sehat.

“Kalau sudah pertanian organik, harganya pasti akan lebih mahal dan membuat petani lebih bersemangat, serta komoditas pangan yang tersedia sangat sehat. Oleh karena itu, jangan sampai orang yang kaya saja yang menikmati pangan sehat, mari kita masifkan pertanian organik agar lebih banyak masyarakat yang bisa menikmati,” kata Sunada saat menjadi narasumber dalam podcast EM Indonesia Official di Kantor Pemasaran PT Songgolangit Persada, Jalan Letda Kajeng, Yangbatu, Denpasar Timur.

Sunada menyatakan Pemerintah Provinsi Bali terus mendorong para petani di Pulau Dewata agar dapat beralih pada pertanian organik, tidak saja untuk komoditas pangan pokok seperti beras dan jagung, tetapi juga pada berbagai tanaman hortikultura.

Pihaknya mencatat dari total luasan lahan baku sawah di Bali yang saat ini 68.560 hektare, yang sudah organik sekitar 52 persen. Oleh karena itu, akan terus dilakukan upaya edukasi pada petani agar mau beralih ke pertanian organik.

Selain itu, pada tahun 2025 ini juga ditargetkan memperluas lahan baku sawah (LBS) di Bali menjadi 155.000 hektare dengan cara menyisir dan memetakan lahan-lahan yang tidak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk ditanami padi dan jagung. Selain menanam padi di sawah,  akan dilakukan penanaman padi di kebun. “Kami akan bangkitkan lagi menanam padi gogo di kebun untuk mengejar target LBS tersebut,” ucap Sunada.

Belum lama ini juga sudah dilakukan panen padi gogo pada daerah percontohan di Kabupaten Karangasem seluas 20 hektare. “Hasilnya bagus sekali dan produktivitasnya ternyata beda tipis dibandingkan padi biasa yang per hektare 6,2 ton, sedangkan untuk padi gogo sekitar 5 ton.  Astungkara di 2025 ini surplus untuk di sektor pangan akan lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya,” katanya dalam podcast saat diwawancara Rai Stiawati,

Masih terkait upaya untuk meningkatkan produktivitas komoditas pangan, dilakukan dengan memanfaatkan lahan sawah tadah hujan di Kabupaten Tabanan. Lahan sawah tadah hujan yang biasanya hanya sekali ditanami dalam setahun, nantinya akan dimanfaatkan untuk indeks penanaman dua kali. Sedangkan untuk mendapatkan air akan dibantu melalui pompanisasi supaya bisa ditanami dua kali dalam setahun.

Pemerintah, lanjut Sunada, telah pula secara rutin mengedukasi petani mengenai cara pembuatan pupuk organik. Hal ini dilakukan agar jangan sampai petani yang sudah beralih ke pertanian organik nantinya kembali ke pertanian konvensional. Pertanian organik tak hanya mampu menyediakan pangan yang sehat, juga telah mengembalikan sejumlah organisme yang biasa hidup di sawah, namun sebelumnya sempat hilang karena penggunaan pupuk dan pestisida kimia yang berlebihan.

“Kini sudah dapat kita temukan kembali belut, cacing tanah, belauk (larva capung), siput dan sebagainya. Dengan adanya burung kokokan di sawah juga menandakan sudah membaiknya kualitas tanah sawah karena di sana hidup cacing dan belut,” katanya.

Sunada pun mengapresiasi sejumlah komunitas pemuda di Bali yang telat bergelut di pertanian dengan sistem “Smart Farming” yang tak hanya berhasil meningkatkan produktivitas pertanian, tetapi sekaligus meningkatkan efisiensi. Meluasnya pertanian organik, tak hanya dapat menyediakan pangan yang sehat dalam jumlah yang lebih banyak, tetapi diyakini dapat menarik lebih banyak kunjungan wisatawan ke Bali.

Dalam kesempatan tersebut, Sunada mengapresiasi berbagai langkah yang telah dilakukan PT Songgolangit Persada yang selama ini telah rutin menyuarakan dan mengedukasi pentingnya pertanian organik, serta memproduksi dan memasarkan pupuk hayati Effective Microorganisms 4 (EM4) yang sangat bermanfaat untuk pertanian.https://linktr.ee/em4

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini