
Oleh: Gede Ngurah Wididana )*
Umur rata-rata peserta reuni alumni KKB80 berkisar 64 tahun, mereka umurnya sebaya. Kata orang bijak, jika umurmu sudah di atas 60 tahun, berarti kamu sudah mendapatkan bonus umur lebih, maka bersyukurlah, jangan teledor, jangan takabur, karena umur adalah rahasia Tuhan, entah berapa tahun bonus umur yang dikasih Tuhan, kita semua tidak tahu.
Tapi tanda-tanda penuaan, berupa rambut putih, gigi ompong, tulang mengeropos, organ dalam menjadi lemah, kulit mengeriput, mata rabun dan barang antik mulai mengendor, yang merupakan tamu penuaan datang berkunjung tanpa diundang.
Hadapilah tamu itu dengan senyum, menualah dengan indah. Jangan stres. Seperti lagu Koes Plus di era 70-an, “Buat Apa Susah, Buat Apa Susah, Lebih Baik Kita Bergembira.” Dan nyanyian yang memotivasi kegembiraan itu didendangkan bersama dengan penuh ceria. Karena gembira adalah obat segala penyakit, kesedihan mengeringkan tulang.
“Kekasihku apa yang kau pikirkan, hidup ini hanya sementara saja, tak berguna kau bersedih hati, tertawalah sayang.” Lirik lagu itu didendangkan bersama sambil bergoyang ringan memejamkan mata, seolah menyampaikan pesan penting dengan mendekap dadanya masing-masing, kepada kekasihnya, yaitu dirinya sendiri, bahwa bergembira adalah hal yang sangat penting, sebagai obat sehat mujarab yang murah dari dalam diri.
Janganlah bersedih, tertawalah, bergembiralah, jangan bersusah hati, karena susah itu tak berguna. Dalam kebersamaan menyanyikan lagu buat apa susah merupakan serangkaian seremoni sakral yang memotivasi diri. Kemudian lagu “kapan-kapan, kita berjumpa lagi dari Koes Plus dinyanyikan lebih ceria dan penuh harap untuk berjumpa lagi didendangkan dengan penuh harapan, dengan senyum ceria.
Acara perpisahan sebagai penghujung acara diiringi dengan menyanyikan lagu kemesraan dari Iwan Fals, sambil bersalam-salaman, seolah itulah hari perpisahan, semoga masih memiliki waktu untuk bertemu kembali di reuni selanjutnya, lagu sakral yang banyak meneteskan air mata, kususnya dari peserta perempuan, bahkan ada yang menangis sesunggukan. Ternyata aura perpisahan menyebar seperti aroma kupasan bawang merah, yang bisa membuat air mata meleleh.
Setiap pertemuan pasti diakhiri dengan perpisahan. Tidak ada pesta yang tidak berakhir. Akhirnya perpisahan itu datang juga. Acara penutupan doa Bersama dilakukan dengan penuh khusuk, semoga kita semua sehat dan bahagia. Kesehatan itulah berkah utama, yang masing-masing harus bisa dan berusaha memperjuangkannya. Peserta reuni berangkat menuju kendaraan masing-masing, dan siap meluncur ke rumah masing-masing, bertemu keluarga kecilnya yang masih tetap setia menunggunya di rumah. Sayonara, sampai berjumpa lagi.
)* Dirut PT Karya Pak Oles Group