Instruktur Institut Pengembangan Sumber Daya Alam (IPSA) Bali, Ir. I Gusti Ketut Riksa menekankan, semua pihak untuk bersama-sama menggarap masalah lingkungan menerapkan teknologi Effective Microorganisms 4 (EM4) sebagai solusi mengatasi bencana alam seperti banjir bandang, tanah longsor dan kebakaran.
“Bencana alam sangat sulit ditanggulangi, karena belum banyak tersedia teknologinya, sedangkan yang masih bisa ditanggulangi dan teknologinya sudah tersedia antara lain radikal bebas, radiasi, logam berat, korosi, hujan asam, serta hormun lingkugan lainya yang dapat ditanggulangi dengan teknologi EM4,” kata Gusti Riksa yang juga Staf Ahli PT Songgolangit Persolangit (SLP) yang memproduksi dan memasarkan produk EM4.
Ia menambahkan, masalah lingkungan sangat luas dan kompleks, salah satu diantaranya meningkatkan kualitas air untuk air minum, air irigasi pertanian, air untuk memelihara ikan, tambak, usaha peternakan dan untuk berbagai aspek kehidupan lainnya.
Bahkan banyak ada informasi tentang sungai yang mengandung E.coli, Salmonela yang membahayakan umat manusia, matinya ikan-ikan di danau, di laut, ditambah lagi dengan air lingkungan yang berbau busuk, terakumulasinya berbagai polutan, endapan lumpur dan timbunan sampah yang dapat menyumbat saluran pembuangan.
Jika satu dari sepuluh rumah tangga secara aktif menggunakan EM4 untuk cuci-mencuci, mengepel lantai, menyiramkan pada tanaman di pekarangan, kamar mandi dan lain-lain akan memberikan manfaat yang luar biasa antara lain mulai dari selokan sekitar rumah tangga, selokan yang lebih besar, sungai sampai ke lautpun air permukaan menjadi jernih.
Peningkatan kualitas air mampu mengundang kembali makro dan mikro flora air. Kedatangan biota mikro ini memancing ikan-ikan untuk datang karena biota mikro ini adalah pakan dari burayak ikan.
Pertanian Organik-Berbasis EM adalah missi besar untuk kelestarian lingkungan hasil temuan dari Prof. Dr. Teruo Higa, guru besar bidang hortikultura University of The Ryukyus Okinawa, Jepang.
Ia berhasil menemukan teknologi EM tahun 1980 melalui hasil penelitian selam 12 tahun berujung pada misi besar untuk kelestarinan lingkungan yang diterapkan lebih dari 130 negara di belahan dunia.
EM adalah teknologi yang mudah, murah, hemat energi, ramah lingkungan dan berkelanjutan telah diterapkan oleh ratusan negara di belahan dunia, termasuk Indonesia sebagai salah satu agen tunggal yang memproduksi dan pemasarkan EM4 pertanian, peternakan, perikanan dan limbah serta Minyak Rajas minyak herbal untuk hewan peliharaan yang dijual ke seluruh daerah di Indonesia.
Pemegang agen tunggal itu adalah Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr, Direktur Utama PT Songgolangit Persada (SLP), alumnus Program Pasca Sarjana (S-2) Faculty Agriculture University of The Ryukyus Okinawa, Jepang, 1987-1990) begitu kembali ke Indonesia untuk menjadi agen tunggal dan membangun pabrik EM di Indonesia, kata Staf Ahli PT Songgolangit Persada (SLP), Ir. I Gusti Ketut Riksa.
Ia menjelaskan Prof. Teruo Higa dalam penelitian selama 12 tahun meneliti kelompok bakteri yang berguna dengan tujuan untuk memelihara dan mengembangkan agar mampu hidup bersaing dan menang melawan kelompok yang merugikan.
Bakteri tersebut mampu membuat nutrisi atau zat-zat bioaktif yang diperlukan oleh semua makluk hidup. Untuk itu Prof Higa memilih mikroba berdasarkan dampaknya terhadap kesehatan manusia dan kesehatan lahan pertanian.
Kelompok pertama yang berguna sekaligus sebagai sahabat manusia, kelompok ini dikumpulkan Prof. Higa yang berasal dari lima kelompok, sepuluh genus dan jumlahnya sekitar 80 spesies dalam sebuah formula yang disebut EM.
Kelima kelompok tersebut meliputi bakteri asam laktat, actinomycetes, fotosintetik, ragi dan cendawan fermentasi. Kelompok kedua berupa mikroba merugikan yang lebih dikenal dengan sebutan pathogen dan kelompok ketiga berupa mikroba yang bersifat netral.
Dari ketiga kelompok bakteri tersebut Prof Higa menitikberatkan perhatian penelitian pada kelompok pertama. Mikroba yang berguna bekerja berdasarkan proses fermentasi dengana hasil de-ion seperti glukosa, ahkohol, ester, asam amino, asam nukleat, hormon, enzim dan anioksi.
Sebaliknya mikroba yang merugikan sebagai bakteri pembusuk yang dinamakan ion seperti natrium (Na), kalium (K), magnesium, cloor (CI), ferum (Fe(, zilkum (Zn) dan cuprum (Cu).
Gusti Riksa menjelaskan, dalam teori mikro nutrisi, selain menyerap ion, tanaman juga dapat menyerap de-ion, artinya tanaman yang menyerap de-ion akan lebih sehat dan kebal dibandingkan dengan tanaman yang hanya sebatas menyerap ion.
Inti kekuatan EM terletak pada bakteri fotosintetik, bakteri yang lebih dikenal sebagai bakteri yang abadi tahan hidup pada suhu di atas 1000 derajat celsiun.https://linktr.ee/em4