Dr. Wididana: Jangan Kehilangan Visi

0
193
Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr, Direktur Utama PT Karya Pak Oles Grup.

Dirut PT. Karya Pak Oles Group, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr mengungkapkan, Visi sangat penting untuk menjalankan usaha. Tanpa visi, usaha pasti gagal, karena kita tidak tahu mau kemana menuju dan untuk apa kita kesana. Visilah yang memberikan kita energi dan semangat bekerja sehingga visi itu bisa diwujudkan. “Benar kata pepatah, lebih baik terlahir buta daripada terlahir tanpa visi,” ujar sosok pria enerjik yang akrab disapa Pak Oles.

Orang buta tidak bisa melihat sesuatu yang tanpak, tetapi memiliki visi yang diwujudkan dengan cita-cita dan kerja kerasnya. Orang yang tidak memiliki visi, tidak tahu bekerja untuk apa dan untuk apa bekerja. Kalaupun dia bekerja keras pasti tujuannya tidak jelas. Jarang sekali ditemukan orang yang mau bekerja keras tanpa memiliki visi yang kuat. Jadi, visi itu sangat penting dalam berusaha.

Alumnus Program Pasca Sarjana (S-2) Faculty Agriculture University of The Ryukyus Okinawa, Jepang (1987-1990) menambahkan, dalam menjalankan usaha, hendaknya secara terus-menerus kita diingatkan oleh visi yang bisa menuntun kita kearah tujuan. Banyak usaha yang dijalankan penuh semangat pada awalnya tetapi ditengah jalan mengalami kemunduran semangat dan kehilangan visi.

Semangat yang mundur dari pekerja bisa terjadi karena manajemen yang tua dan perlu dilakukan peremajaan dan perbaikan, bisa juga terjadi karena masalah kepemimpinan yang lemah ditingkat atas, bisa juga terjadi karena degradasi moral, budaya patah semangat, malas, korupsi dan menganggap enteng.

Dalam banyak kasus kehilangan visi terjadi karena malas. Budaya malas terjadi bukan karena gaji pekerja yang rendah atau untung usaha yang sedikit, tetapi karena sudah terlanjur bergaji tinggi dan gampang mendapatkan untung. Budaya malas karena kehilangan visi ini mengakibatkan berkurangnya kreativitas dan inovasi, yang mengakibatkan irama kerja yang monoton, frustasi, cuek, terjadi kerugian usaha yang bisa mengantarkannya menuju kebangkrutan.

Alumnus program S-3 Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa, Denpasar ini menjelaskan, bagaimana menghadapi semangat karyawan yang sudah kendor? Yang pertama dilakukan adalah memperbaiki manajemen dan struktur kepemimpinan. Kedua, memotivasi semangat karyawan. Ketiga, melakukan evisiensi. Keempat, memangkas yang tidak perlu dan usaha-usaha yang merugi. Kelima, memecat karyawan yang bermasalah dan atau melakukan pensiun dini dengan merekrut orang-orang baru yang profesional. Ketujuh, terus memberikan pelatihan dan pendidikan sesuai bidang pekerjaan. Kedelapan, melakukan reposisi dan mutasi jabatan.

Bila hal-hal tersebut diatas tidak dilakukan, maka semangat yang kendor dari diri pekerja akan menular dan mewabah, yang akan mengakibatkann hilangnya visi usaha secara total. Semangat seorang pemimpin itu sangat menentukan keberhasilan usaha.

Jika pemimpin sudah tidak bersemangat, maka anak buahnya sudah bisa dipastikan lebih lemah. Jika pemimpin bersemangat, maka anak buahnya bisa mengikuti dengan lebih bersemangat. “Semangat bekerja seorang pemimpin yang terus menyala merupakan pancaran dari visi dan misi usaha yang kuat. Semangat itu harus terus dijaga dan diperjuangkan,” tegasnya.linktr.ee/pakolescom

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini