Oleh: Ir. I Gusti Ketut Riksa )*
Disaming hal-hal yang telah disebutkan pada artikek yang lalu, Teknologi EM mampu memanggil kembali biota yang hampir punah agar nampak kembali dalam jumlah yang banyak. Beberapa diantaranya menurut pengalaman yang saya temukan adalah sebagai berikut:
1). Tentang tanaman jeruk
Semua pihak tahu bahwa tanaman ini pernah menunjukkan dampak yang luarbiasa baiknya selama 9 tahun ternyata dalam 1980 diseluruh tanaman jeruk di Bali mati. Lebih dari 20 tahun lamanya para petani tidak mampu untuk menumbuhkan jaruk itu seperti sedia kala. Berkali-kali dicoba untuk ditanam sia-sia. Para ahli mengatakan tanaman jeruk sangat peka terhadap pengaruh kimia sintetik di pertanian. Pemupukan dan penyemprotan kimiawi dapat memperceat kematiannya, Â mungkin karena dampak teknologi kimia dipertanian mulai berkurang atau dengan mulai diterapkannya teknologi EM, tanaman jeruk mulai dapat ditumbuhkan dan berbuah seperti biasanya.
2). Tanaman mangga arumanis
Setelah gagalnya bertanam jeruk beberapa petani mulai menanam mangga arumanis, tanaman ini sempat berbuah sekali saja kemudian mati. Teman akrab saya sempat ekspor buahnya ke Singapura hanya sekali saja, karena tanaman ini tak mampu berbuah untuk kedua kalinya dan petani lalu menebanggya.
3). Tanaman Azola
Tanaman ini sempat viral sekitar tahun tujuh puluhan, karena dianggap mengandung protein yang cukup banyak, bahkan sempat digadang-gadang dapat diolah menjadi bahan makanan untuk manusia, namun sayang seketika tanaman itu menghilang (tidak kelihatan lagi). Mungkin disebabkan karena pengaruh penerapan teknologi kimia di pertanian.
Saya adalah anak petani yang terletak dikaki perbukitan, dan masih segar dalam ingatan saya; pada waktu menjelang tanam padi rendengan secara mendadak tanaman ini kelihatan memenuhi petakan sawah, padahal tanaman ini tidak pernah ditanam namun setiap tahun tanaman ini nampak kembali. Menjelang tanam padi, sawah dikeringkan dan tanaman ini menempel dilumpur dan selanjutnya hancur menjadi pupuk.
Demikianlah cara alam untuk memupuk sawah sehingga setiap tahun sawah memperoleh asupan bahan organic yang cukup banyak, namun sampai sekarang saya tidak menemukannya lagi. Mungkin hilangnya tanaman Azola karena mulai diterapkannya pertanian kimia. Mudah-mudahan dengan penerapan pertanian organic, tanaman Azola muncul kembali, Amin!
4). Tentang sayuran
Sebelum tahun tujuh puluhan di sawah terdapat banyak jenis bahan sayuran seperti gonde, biah-biah (bahasa Bali) sejenis genjer-genjer serta genjer-genjer itu sendiri. Setiap pulang dari sawah ibu selalu membawa bahan sayuran ini untuk makan malam, bahkan didesa saya selalu ada yang menjual sayuran ini yang telah dimasak. Tanaman ini sebenarnya dianggap gulma, oleh sebab itu dapat diambil oleh siapa saja tanpa harus dibayar. Hal itu zaman sekarang sudah tiada.
Banyak lagi flora dan fauna yang sudah punah atau hampir punah, akankah flora dan fauna itu akan kembali lagi dengan penerapan pertanian organic? Kita tunggu saja kesadaran petani tanah air untuk bersama sama menerapkan pertanian organic.https://linktr.ee/em4
)*Staf Ahli PT Songgolangit Persada.