Dr. Wididana (dua dari kanan) saat menghadiri konferensi 1st Jamu (loloh) International Conference & Expo Internasional Jamu pertama di Bali yang berlangsung di Westin Resort, Nusa Dua.

Jamu adalah kekayaan budaya, semua pemerhati, peneliti dan praktisi jamu menyepakatinya. Mereka sangat setuju bahwa jamu adalah sebuah maha karya, sebagai kekayaan intelektual, aset tak benda, yang harus dijaga dan dikembangkan, karena mampu memberikan kontribusi terhadap pengembangan kesehatan, ekonomi, lingkungan, budaya, dan kesejahteraan bangsa.

Kenyataannya, pamor jamu sampai pada titik puncaknya pada 1980-an, ditandai dengan hadirnya kios-kios jamu di pasar-pasar, jamu gendong, dan mobil promosi jamu dan disiarkannya iklan-iklan jamu dengan berbagai versi di radio dan televisi.

Selanjutnya pada 1990-an mulai terjadi penurunan branding jamu, masyarakat mulai beralih ke pengobatan/menjaga kesehatan melalui cara obat kimia, dengan hadirnya produk layanan oleh tenaga kesehatan/kedokteran modern sampai ke tingkat desa. “Jamu menjadi turun kasta di mata mayarakat, kurang diminati, dan perlahan kurang disukai oleh anak muda, dia seperti gadis cantik dari kampung yang kurang bersolek,” ujar Dirut PT Karya Pak Oles Tokcer, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr

Melihat fenomena ini, pemerintah mulai memperkenalkan jamu melalui penelitian, seminar, melakukan lomba/gerakan menanam Toga (tanaman obat keluarga) sampai ke tingkat desa. Hasilnya, sejak 2010 masyarakat mulai sadar akan potensi jamu sebagai kekayaan budaya, penggerak ekonomi, penjaga lingkungan, dan mampu memberikan kesejahteraan masyarakat.

Hanya dalam kurun waktu 30 tahun (1980-2010), umur setengah generasi manusia, jamu ditinggalkan oleh generasinya, mereka melupakan kekayaan intelektualnya, terpana akan kekayaan orang lain. Dalam kurun waktu tersebut, ratusan resep herbal, bahan aktif jamu sudah dipatenkan oleh individu/organisasi/perusahaan di luar negeri.

Dr. Wididana yang akrab disapa Pak Oles mengatakan, kita baru sadar akan hal itu, hanya bisa ngedumel, atau mengumpat, mengapa mereka tega mencuri kekayaan intelektual kita. Kita belum mau menyalahkan diri sendiri, seperti orang yang sibuk pergi ke luar rumah tanpa mengunci pintu dan mendapati rumahnya sudah sebagian kosong karena digondol maling. Dia mengumpat menyalahkan pencurinya, bukan menyalahkan dirinya sendiri.

Pak Oles yang merupakan Ketua Gabungan Pengusaha Jamu DPD Bali menjelaskan, pertemuan para pendekar loloh yang bertaraf internasional di Bali yaitu, konferensi 1st Jamu (loloh) International Conference & Expo Internasional Jamu pertama di Bali yang berlangsung di Westin Resort, Nusa Dua dengan mengundang puluhan pembicara bertaraf nasional dan internasional, hadirnya generasi muda sebagai duta promosi, calon pengembang/pengusaha dan konsumen jamu, merupakan langkah awal untuk membangun kesadaran jamu secara nasional, bahwa jamu adalah warisan budaya asli Indonesia yang harus dijaga, dilestarikan dan dikembangkan untuk kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.

Alumnus Program Pasca Sarjana (S-2) Faculty Agriculture University of The Ryukyus Okinawa, Jepang (1987-1990) ini Pada 2008 ini menambahkan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan hari jamu nasional pada setiap 27 Mei, maka setiap tanggal tersebut, seluruh rakyat Indonesia minum jamu. Mereka disadarkan lagi untuk minum jamu, membuat jamu, menanam tanaman jamu dan membuat aktivitas yang berkaitan dengan jamu.

Tapi langkah seminar, penelitian, gerakan hari jamu, yang dilakukan baru sebatas mengingatkan, atau menyadarkan masyarakat. Langkah tersebut harus diikuti dengan langkah-langkah selanjutnya yang konsisten dan kontinyu tanpa henti, sehingga aktivitas jamu dilakukan setiap hari dapat menjadi gaya hidup, seperti dalam kata menjamu dan perjamuan, yang berarti memberikan pelayanan makanan dan minuman (menjamu), serta melakukan pesta dan pertemuan (perjamuan). “Selamat dan semoga sukses dalam mengembangkan jamu di masa yang akan datang, untuk kemajuan dan kesehatan generasi selanjutnya. Ini adalah tugas kita bersama,” tutup Pak Oles.linktr.ee/pakolescom

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini