Oleh: Ir. I Gusti Ketut Riksa)*
Saya adalah petani anggur pemula. Dua tahun yang lalu saya membeli tiga pohon bibit anggur impor masing-masing: varietas Harold, Akademik dan Everest. Ketiganya saya tanam pada lahan yang sama dengan para-para 10 meter persegi. Setiap saya mencari informasi di youtube selalu penjelasannya berbeda. Masing-masing mengidolakan caranya sendiri-sendiri sehingga membingungkan, mana yang harus diikuti? Beberapa informasinya sebagai berikut.
Ada yang fanatik tentang cabang dan ranting yang vegetative dan cabang dan ranting yang generative. Diantara keduanya seolah-olah ada sekat yang jelas; oleh sebab itu sejak awal pemilik kebun sudah mengatur pertumbuhannya, mana yang boleh tumbuh terus dan mana yang sejak awal harus dipangkas.
Ada yang berpendapat batang primer dan cabang primer tidak akan tumbuh buah meskipun terus dipelihara. Meskipun tidak akan tumbuh buah, batang primer cabang primer dibiarkan tumbuh sampai memenuhi para-para karena dari cabang ini akan tumbuh cabang dan ranting untuk memenuhi para-para. Pada pertumbuhan berikutnyalah baru diadakan pemangkasan 3 saimpai 4 ruas dari cabang sekunder.
Adalagi yang menitik beratkan pada pemupukan; dengan menggunakan berbagai pupuk organic dan anorganik yang diberikan berdasarkan umur tanaman, ada yang pemberiannya dihitung berdasarkan selang waktu , bahkan ada yang memberikan pupuk buatan sendiri dan lain-lain.
Ada pula yang menyampaikan tidak pernah memupuk namun pohon anggurnya terus berbuah lebat disertai dengan menunjukkan buah-buah yang sangat menggairahkan.
Sekali lagi saya sampaikan bahwa saya petani anggur pemula, hanya menanam 3 pohon. Setelah tanaman hidup dan berkembang saya sayang memangkasnya, disamping itu sulit bagi saya menentukan mana cabang primer, sekunder dan tertier saking banyaknya percabangan.
Semua cabang dan ranting saya biarkan tumbuh, setelah 2 tahun sejak penanaman, pertumbuhannya telah memenuhi para-para yang disediakan. Enam bulan yang lalu barulah saya melakukan pemangkasan. Hanya ranting-ranting yang kecil, kurus dan tua saya pangkas disisakan 3 ruas. Seminggunya lagi saya lakukan hal yang sama, demikian seterusnya, setia hari minggu saya malakukan pemangkasan.
Dua minggu yang lalu mulai saya merasakan buah anggur yang ditanam sendiri; buahnya masih kecil-kecil namun rasanya sangat manis, warnaya hijau, mudah-mudahan pohonnya semakin tua buahnya semakin besar. Sekarang saya melihat buah yang hampir tua, buah muda dan bunga. Dengan cara ini buahnya akan beruntun sehingga setiap upacara saya bisa menggunakannya sebagai sesaji. Sampai saat ini saya hanya mengocornya dengan Effektive Microorganisme 4 (EM4) aktif 2 minggu sekali. Yang terahir ini rutin saya lakukan.
Pendapat saya: Tanaman anggur sama saja dengan tanaman merambat lainnya seperti markisa, waluh, pare dan lainnya. Semua cabangnya sama, tidak mengenal cabang fegetatif maupun cabang generatif, hanya saja kalau dilakukan pemangkasan massal, akan berbuah serempak dan banyak. Demikianlah pengalaman saya bertanam anggur.https://linktr.ee/em4
Instrukur IPSA (Institut Pengembangan Sumber Daya Alam)*