Dr. Wididana: Anak Salah Didik, Salah Siapa?

0
151
Gede Ngurah Wididana saat berada di Villa Jenana Mudra di Desa Sepang, Busungbiu, Buleleng.

Direktur Utama PT Karya Pak Oles Group, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr mengungkapkan, terlalu banyak ia melihat dengan mata kepala sendiri tentang anak yang salah didik. Anak yang salah didik bukan karena tidak bersekolah formal, tetapi salah didik dari keluarga, ayah atau ibunya.

“Salah didik dari ayah atau ibu menjadikan anak yang manja, keras kepala, tidak tahu malu, masa bodoh, malas, mental lembek, penakut, hidup boros, menggampangkan, sembrono, setengah gila, sampai gila benar,” ujar pria yang akrab disapa Pak Oles.

Alumnus Program Pasca Sarjana (S-2) Faculty Agriculture University of The Ryukyus Okinawa, Jepang (1987-1990) mengatakan, awalnya dari sikap orang tua terhadap anak dalam mendidik setiap hari dari kecil, kemudian anak merespon sikap tersebut. Selanjutnya sikap membentuk kebiasaan dan karakter.

Akhirnya kepribadian anak terbentuk setelah tamat SMA, umur 18 tahun. Anak tersebut terus tumbuh menjadi dewasa dan matang dengan karakternya yang sudah terbentuk/dibentuk dari didikan ayah/ibu.

Jika ayah dan ibunya tidak sempat mendidik, misalnya anak yatim piatu, atau ditinggal cerai oleh ayah dan ibunya, maka pendidikan orang tua digantikan oleh kakek, nenek, bibi, paman, orang tua angkat.

“Didikan dari orang tua yang sangat penting adalah: sopan santun, kerja keras, rendah hati, belajar, toleransi, memaafkan, tolong menolong, sikap mental positif, tekun, jujur dan takwa,” ujar alumnus program S-3 Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa, Denpasar ini.

Jika didikan ini berhasil dilakukan oleh orang tua, maka anak akan berhasil juga mengarungi hidup selanjutnya, walaupun dengan pendidikan formal yang minim. Sebaliknya, jika didikan dari orang tua tidak berhasil dilakukan, walaupun anak berhasil memperoleh pendidikan tinggi, maka kemungkinan besar anak akan menjadi salah didik, gagal mengarungi hidup selanjutnya, bahkan bisa memberatkan hidup orang tua yang sudah semakin tua.

Seperti kata Amsal, “Tongkat dan teguran mendatangkan hikmat, tetapi anak yang dibiarkan akan mempermalukan ibunya. Didiklah anakmu, maka dia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu.”linktr.ee/pakolescom

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini