Gede Ngurah Wididana, direktur utama PT Karya Pak Oles Group dalam sebuah aktivitas.

Direktur Utama PT Karya Pak Oles Group, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr menilai, di jaman informasi yang serba cepat dan saling terhubung, informasi berseliweran, antara benar dan salah, antara hoax dan jujur, antara flexing dan apa adanya menjadi kabur, mengakibatkan penerima informasi menjadi bingung dan langsung menerima informasi dianggap sebagai kebenaran.

“Disinilah pentingnya logika dan harus waspada, karena setiap informasi yang dikirimkan pasti ada tujuan, tujuan itulah yang harus dianalisa, apa maksudnya, apakah untuk menjadi terkenal dan dikenal, untuk viral, untuk cari cuan (duit), untuk menutup informasi lain, untuk mengadu domba, atau sekedar informasi picisan,” ujar pria yang akrab disapa Pak Oles.

Alumnus Program Pasca Sarjana (S-2) Faculty Agriculture University of The Ryukyus Okinawa, Jepang (1987-1990) menambahkan, logika akan bekerja jika penerima informasi selalu bertanya dan ragu atas informasi yang diterima, dia bisa membandingkan, mencari informasi lain yang berhubungan, menanyakan kebenaran dan keterhubungan antara dunia nyata dan dunia maya, jika informasinya tidak nyambung, dibesar-besarkan atau bombastis, maka informasi yang diterima perlu diragukan dan dicari lagi kebenarannya.

“Contohnya, jika ada informasi flexing, berlagak kaya, murah hati, suka membagi-bagi uang, atau pamer kekayaan, maka perlu dipertanyakan, apa pekerjaannya, apa usaha/perusahaannya, dari mana sumber penghasilannya, untuk apa/alasan dia berlaku demikian,” ujar Dr. WIdidana

Logika bisa bekerja jika informasi yang diterima selaras, atau berhubungan, antara sebab dan akibat. Jika pekerjaannya tidak jelas, uangnya banyak, sumbernya tidak jelas, maka dipastikan dia itu bohong, atau dari aktivitas korupsi /mencuci uang.

Alumnus program S-3 Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa, Denpasar mencontohkan, pemasaran produk yang viral, dengan gambar, video dan selebgram terkenal, maka produknya perlu dicoba, apakah benar atau salah. Jawabannya bisa benar atau salah, makanya perlu dibuktikan.

Produk viral bisa saja enak, karena mengandung banyak gula atau penyedap, pertanyaannya adalah, produk viral belum tentu sehat, belum tentu juga enak. Oleh karena itu perlu dibuktikan kebenarannya, antara data dan fakta, antara promosi produk dan kebutuhan masyarakat yang benar.

Dr. Wididana menyarankan, setiap status di media sosial (medsos), atau berita di mana saja, harus dicari dan dibuktikan kebenaran dan keterhubungannya di dunia nyata. Setiap fenomena di dunia maya harus berhubungan dengan dunia nyata. Jika logika tidak dimainkan, maka kebingungan informasi akan mengganggu, dan mengakibatkan masalah-masalah sosial baru.

Kasus judi online, pinjaman online, perdagangan seks online, penipuan online, penjualan batang/produk yang tidak dibutuhkan sangatlah meresahkan. “Generasi yang gagal mencerna informasi, karena logikanya tumpukan, akan menelan informasi mentah-mentah, menganggap semua informasi yang dilempar sebagai kebenaran. Kebingungan, setres, marah, cemburu, tersingkir, bahkan kegilaan bisa terjadi pada mereka yang selalu percaya akan segala informasi viral,” tutup Pak Oles.linktr.ee/pakolescom

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini