Direktur Utama PT Karya Pak Oles Grup, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr menilai, semangat itu penting, bahkan sangat penting. Tanpa semangat, segala hal yang dilakukan seperti kendaraan hasilnya kurang memuaskan, karena dilakukan setengah hati, lemah, seperti orang masuk angin, meriang dan panas dingin.
“Jadi Semangat adalah modal utama, dengan semangat penyakit dan kesalahan jadi minggir menyingkir,” kata alumnus Program Pasca Sarjana (S-2) Faculty Agriculture University of The Ryukyus Okinawa, Jepang (1987-1990).
Ia seorang putra terbaik Bali yang akrab disapa Pak Oles adalah agen tunggal di Indonesia untuk memproduksi dan memasarkan pupuk hayati EM4 pertanian, EM4 perikanan, EM4 peternakan dan EM4 limbah ke seluruh daerah di Nusantara yang mendapat lisensi dari EMRO Jepang.
Semangat bukan hanya meledak diusung bibir menjadi teriakan kata-kata, tapi harus dilakukan dengan karya. Jika anda berusaha dan gagal, maka lanjutkan dan tetap lanjutkan dengan semangat.
Bagaimana kalau terus gagal, atau kurang/tidak berhasil sesuai harapan, apakah semangat saja cukup? sampai di titik inilah modal semangat kehabisan darah, atau lemas-lunglai, yang disebut dengan patah semangat.
Jadi, modal semangat saja ternyata tidak cukup, harus ada inovasi dan kreativitas untuk menghidupkan semangat, seperti membakar kayu basah, kayu tidak akan terbakar hanya dengan meniup api, atau dengan menyulutkan api dengan memantik korek api. Maka sampai koreknya habis, atau sampai mulutnya dower, api tidak mampu membakar kayu basah.
Menjemur kayu bakar di bawah terik matahari, sampai kering, membelah kayu bakar menjadi lebih kecil, menyusun tumpukan kayu dengan baik, menyalakan pengumpan api dengan bahan yang mudah terbakar, akan mempercepat terbakarnya kayu.
Tahapan kerja diluar memantik api dan meniup api itu disebut inovasi. Tanpa inovasi, usaha semangat saja tidak cukup untuk memberikan hasil maksimal. Harus ada usaha-usaha lain, yang kreatif, produktif untuk berhasil.
Inovasi meliputi pemikiran-pemikiran baru, cara-cara baru, keberanian baru, usaha-usaha baru, jaringan baru, yang tidak mengulangi metode atau cara lama, karena cara lama sudah mentok, seperti orang berjalan melewati gang buntu, menabrak tembok. Dia harus mencari cara baru untuk menuju tujuan, bukan dengan menabrakkan diri ke tembok sampai babak belur.
Dia harus bisa dan berani berputar arah mencari cara baru, atau melubangi tembok, merobohkan tembok dengan linggis, atau melompati tembok dengan tangga jika mungkin. Pokoknya, harus ada inovasi. Saya teringat pesan reklame suatu produk yang sukses dipasarkan: ” inovasi atau mati.”
Dr. Wididana menceritakan, temannya pernah datang mengeluh karena penjualannya mentok jatuh ke titik dasar, alias tidak laku produknya. Dia mengeluh, karena semangat saja tidak cukup. Modalnya habis untuk ngurug kerugian usaha, seperti mengurug tanah ke dalam lubang tanpa dasar.
Disaat itu, Dr. Wididana hanya memberikan satu nasihat yaitu: “inovasi atau mati.” Tanpa inovasi, anda akan pasti mati berdiri. “Artinya, kata saya sambil tersenyum menyeruput sisa air kopi di dalam cangkir, “hidup ini pahit, maka anda harus bisa berinovasi dan juga terus bersemangat.” Dengan inovasi, hidup bisa menjadi manis,” tegasnya.
Lantas temannya pun permisi pulang melangkah gontai. Dia bergumam kecil sambil mengerutkan dari, “ternyata inovasinya sudah lama terkubur”. Dia hidup di masa lalu, yang sudah berlalu. Masa depan harus diciptakan, dengan harapan baru dan kerja baru. Karena masa depan itu adalah suatu yang baru, tentu dan harus dengan semangat dan Inovasi.linktr.ee/pakolescom