Puluhan siswa-siswi serta guru dari Homeschooling Anak Berbakat (HSAB) Denpasar mengunjungi Pak Oles Green School (POGS) yang berlokasi di Jalan Waribang Denpasar Timur, Rabu (17/7/2024). Selama berada di areal pertanian organik yang dirintis Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr ini, para siswa antusias dan responsif mengikuti rangkaian kegiatan, yang meliputi edukasi tentang manfaat tanaman herbal berkhasiat obat, praktek langsung menanam tanaman lidah buaya di polybag dengan menggunakan media tanam yang sudah bercampur pupuk organik, hingga melihat langsung peternakan sapi.
Edukasi serta praktek menanam lidah buaya langsung dipimpin oleh Manajer Pak Oles Green School, Koentjoro Adijanto didampingi I Nyoman Suwandi yang kesehariannya bertugas merawat dan bertanggung jawab atas perkebunan organik di arel tersebut. Tak ketinggalan juga pimpinan rombongan yang sekaligus kepala sekolah Homeschooling Anak Berbakat, Bunda Agus atau Agus Binti Koiriyah ikut membimbing anak-anak dalam setiap kegiatan. Tanaman lidah buaya yang sudah ditanam di polybag pun diberikan kepada anak-anak untuk dibawa pulang untuk selanjutnya ditanam di rumah.
Kepala Sekolah Homeschooling Anak Berbakat, Agus Binti Koiriyah mengataakan, tujuan kunjungannya ke Pak Oles Green School adalah untuk mengedukasi siswa-siswi agar bagaimana anak-anak mampu mencintai lingkungan. Dengan pengetahuan tentang alam serta manfaatnya, anak-anak akan terbantu dalam tumbuh kembang dan kesehatannya.
“Anak-anak punya pengetahuan bahwa dengan alam, kesehatan itu sangat bagus untuk tumbuh kembangnya. Selain itu juga tujuannya refresing bagi siswa dan orang tunya. Jadi yang diedukasi tidak hanya guru tapi juga siswa dan orang tuanya,” ujar Koiriyah yang sekaligus pemilik Homeschooling Anak Berbakat tersebut.
Menurut Koiriyah yang juga sebagai psikolog bagi anak-anak di sekolahnya itu, bahwa obat herbal itu ada di sekeliling lingkungan, sehingga tak melulu dengan zat kimia. “Back to nature, kembali ke alam, bahwa Tuhan menciptakan segala ciptaannya ini sudah ada di sekeiling kita,” ujarnya.
Ditanya soal kesan dalam kunjungannya ke Pak Oles Green School itu, Koiriyah mengaku sangat puas dengan edukasi yang disampaikan Manajer Pak Oles Green Schoo, Koentjoro Adijanto atau yang akrab disapa Pak Yoyok. “Kami sangat puas berkunjung ke sini dengan semua kegiatan termasuk edukasi yang disampaikan oleh Pak Yoyok,” kata Koiriyah. Diakui juga kunjungannya ini bukan yang kali pertama, karena sebelumnya juga sudah pernah ketika sekolahnya masih bernama Madaniah yang dirintisnya sudah 15 tahun silam.
Pihaknya berharap ke depan ingin ada jalinan kerja sama yang berkesinambungan dengan manajemen Pak Oles Green School yang juga melayani berbagai kegiatan komunitas, termasuk kemping, gathering, outbond, arisan, acara ulang tahun dan lainnya. “Saya sudah sampaikan ke Pak Yoyok, mungkin nanti ada agenda gathering orang tua bersama siswa, bisa juga khusus untuk anak-anak saja. Jadi kita memang melatih kemandirian anak. Itu sebabnya orang tua dilibatkan yang tujuannya agar si anak tidak kaget,” katanya.
Sekolahnya yang mengusung visi dan misi ‘fitrah bagi siswa, manusia dan bagi semesta’ ini kini memiliki 4 guru tetap dan selebihnya relawan. Adapun kebutuhan khusus anak-anak di sekolahnya antara lain hiperaktif, autisme, down syndrome atau kelainan kromosome, mental retardasi atau gangguan intelektual atau kecerdasan di bawah rata-rata. Dari kalangan usia variative, mulai umur 3 tahun termasuk kelompok bermain, ada usia PAUD usia 5-6 tahun, SD usia 7 -13 tahun, dan SMP 16 tahun. Dari anak-anak yang sudah tuntas belajar di sekolahnya ini, ada di antaranya yang sudah jadi dokter.linktr.ee/pakolescom