Nursidik, petani bawang merah di Desa Klampok, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah menunjukkan produk EM4 untuk pertanian.

Kabupaten Brebes, Jawa Tengah terkenal sebagai daerah penghasil bawang, dan mayoritas masyarakat yang bertani menanam bawang merah yang dikenal sebagai bahan pokok bumbu dapur maupun obat tradisional ini.

Nursidik, pria enerjik berusia 47 tahun merupakan salah seorang petani yang mengembangkan tanaman bawang merah di Desa Klampok, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Ia mengembangkan bawang merah varietas bima di lahan seluas setengah hektar (50.000 meter persegi).

Suami dari Khotimah ini mengungkapkan, memilih mengembangkan bawang merah varietas bima, karena lagi trend dan kebanyakan petani sekitar mengembangkan jenis yang sama mengingat umbinya yang cenderung tumbuh lebih besar.

Sosok ayah tiga orang anak ini menceritakan, dalam budidaya bawang merah menggunakan pupuk hayati Effektive Microoganisms 4 (EM4). Lahan yang awalnya ditanami padi, begitu selesai panen, jerami disebar secara merata pada permukaan tanah selanjutnya disemprot menggunakan EM4.

Setelah selesai disemprot, kemudian jerami diurug (tutup) dengan tanah baru diolah-olah untuk membuat bedengan sebagai tempat penanaman bawang merah. Dan sebelum melakukan penanaman benih bawah, terlebih dulu juga disprai menggunakan EM4 produk dari PT Songgolangit Persada.

Pria yang biasa disapa Sidik mengungkapkan, dalam membuat pupuk organik cair menggunakan EM4 dan tetes tebu (molase) dengan perbandingan EM4 200 mili : molase 200 mili : 17 liter air sumur atau sungai.

Sidik mengatakan, dengan menggunakan pupuk organik cair (POC) membuat lahan garapan menjadi lebih subur. “Dengan menggunakan EM4, tanah menjadi lebih gembur, lembut sehingga akar bawang lebih mudah masuk ke dalam untuk menyerap nutrisi yang berdampak pada pertumbuhan tunas bawang lebih bagus, umbi berkembang banyak dan besar,” ujarnya saat ditemui tim youtube EM INDONESIA OFFICIAL.

Sidik yang mengenal produk EM4 sejak tahun 2004 mengaku, kalau tidak menggunakan EM4 hasil panennya kurang maksimal, karena pertumbuhan umbi bawang tidak mau berkembang menjadi besar.

Ia membadingkan petani sekitar yang melakukan budidaya bawang tidak menggunakan EM4 hasil panenenya cenderung tidak maksimal, karena faktor tanah yang kurang sehat tidak gembur kekurangan unsur hara. Selain pertumbuhan umbi bawang yang lebih kecil juga mudah terserang organisme pengganggu tanaman (OPT) seperti hama dan penyakit.

Sidik mengatakan, kendala selama ini yang menjadi masalah bagi petani bawang adalah serangan hama ulet. Ulat bawang (Spodoptera exigua) merupakan salah satu hama penting karena tingginya serangan dan menimbulkan kerugian yang besar. Namun dengan sentuhan EM4 masalah hama juga dapat ditekan sehingga tetap bisa panen sesuai harapan.https://linktr.ee/em4

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini