Ir. I Gusti Riksa: Masyarakat Lintas Negara Bersatu Pelihara Lingkungan Lestari Dengan EM

0
132
Staf Ahli PT Songgolangit Persada, I Gusti Ketut Riksa menyampaikan materi terkait teknologi EM4 dalam sebuah seminar melalui aplikasi Zoom.

Masyarakat dan semua pihak lintas bangsa dan negara kini saatnya bersatu padu mengatasi masalah lingkungan dengan serius dan sungguh-sungguh mengatasi bencana alam, seperti banjir bandang, tanah longsor, kebakaran dan lain-lain yang belakangan ini semakin parah seperti yang disiarkan media sosial (Medsos).

“Bencana alam yang merenggut korban jiwa dan menimbulkan kerugian material dan merusak fasilitas umum dalam waktu singkat sangat sulit ditanggulangi, akibat belum banyak tersedia teknologinya, sedangkan yang masih bisa ditanggulangi dan teknologinya sudah tersedia antara lain radikal bebas, radiasi, logam berat, korosi, hujan asam, serta hormun lingkugan lainya yang dapat ditanggulangi dengan teknologi Effective Microorganisms (EM4),” kata Instruktur Effective Microorganisms4 (EM4) pada Instittut Pengembangan Sumber Daya Alam (IPSA) Bali, Ir. I Gusti Ketut Riksa.

Lembaga Pendidikan IPSA Bali yang mencetak pertanian organik berbasis teknologi EM didirikan tahun 1997, 27 tahun silam oleh Direktur Utama PT Songgolangit Persada (SLP), Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr yang juga alumnus Program Pasca Sarjana (S-2) Faculty Agriculture University of The Ryukyus Okinawa, Jepang (1987-1990), sekaligus agen tunggal yang memproduksi dan pemasarkan EM4 pertanian, EM4 perikanan, EM4 peternakan, EM4 limbah ke seluruh daerah di Indonesia

Gusti Ketut Riksa sejak 27 tahun silam mencetak sekitar enam ribu pertanian organik berbasis EM dari berbagai daerah di Indonesia untuk diterapkan di daerahnya masing-masing dan menular kepada masyarakat lingkungan sekitarnya, sehingga pemanfaatan EM dalam berbagai aspek kehidupan mulai memasyarakat.

Gusti Ketut Riksa yang juga staf Ahli PT Songgolangit Persada mengatakan, mengatasi masalah lingkungan yang sangat luas dan kompleks, salah satu diantaranya meningkatkan kualitas air untuk air minum, air irigasi pertanian, air untuk memelihara ikan, tambak, usaha peternakan dan berbagai aspek kehidupan lainnya.

Bahkan ada informasi tentang sungai yang mengandung E.coli, Salmonela yang  membahayakan umat manusia, menyebabkan ikan-ikan di danau, di laut mati, ditambah lagi dengan air lingkungan yang berbau busuk, terakumulasinya berbagai polutan, endapan lumpur dan timbunan sampah yang dapat menyumbat saluran pembuangan.

Jika satu dari sepuluh rumah tangga secara aktif menggunakan EM dalam aktivitas kehidupan sehari-hari untuk keperluan cuci-mencuci, mengepel lantai, menyiram tanaman di pekarangan, kamar mandi dan lain-lain akan memberikan manfaat yang luar biasa terhadap pembuangan limbah di sekitar rumah tangga, selokan yang lebih besar, sungai sampai ke lautpun air permukaan menjadi jernih.

Peningkatan kualitas air akan mampu mengundang kembali makro dan mikro flora air. Kedatangan biota mikro tersebut memancing ikan-ikan untuk datang karena biota mikro ini adalah pakan dari burayak ikan.

Berbagai jenis ikan yang lebih besar berdatangan, burung-burung pemakan ikanpun tampak kembali, berbagai usaha seperti penanaman rumput laut, kerang mutiara berkembang dengan baik dan keindahan alam yang dulu pernah dinikmati akan muncul kembali.

“Selain itu mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yakni minum air bersih dan berkualitas dan mudah-mudahan dapat terbebas dari berbagai penyakit berkat lingkungan yang sudah terrevitalisasi,” harap Gusti Ketut Riksa.

Kunci sukses Pertanian Organik

Pelopor dan pakar pertanian organik Indonesia, Dr. Gede Ngurah Wididanamenegaskan, Teknologi EM hasil temuan Prof. Dr. Teruo Higa, guru besar Universitas Ryukyus Okinawa Jepang menjadi kunci sukses dalam mengembangkan pertanian organik. Teknologi EM mampu menyuburkan tanah dengan mikroorganisme yang menguntungkan, sekaligus meningkatkan kualitas lingkungan, tanah, air dan udara.

Salah seorang putra terbaik Bali, kelahiran Desa Bengkel, Busungbiu, Buleleng itu mendapat rekomendasi dari gurunya Prof. Dr. Teruo Higa, membawa teknologi ramah lingkungam itu ke Indonesia tahun 1990 sekaligus memperkenalkan dan merintis pertanian organik.

Teknologi EM dapat mempercepat proses penyediaan unsur hara dari bahan organik menjadi unsur yang siap diserap tanaman, sehingga tanaman cepat subur. Selain itu mampu menggemburkan tanah, hemat air dan menyuburkan tanah secara organik.

Pak Oles yang kini telah menikmati hasil pertanian organik dari pengembangan ratusan  jenis tanaman obat sebagai bahan baku memproduksi Minyak Oles Bokashi , Minyak Tetes Bokashi dan belasan jenis produksi lainnya yang pemasarannya secara meluas di tingkat lokal Bali, nasional dan pasaran mancanegara. Dengan teknologi EM juga dapat menghemat biaya pengolahan tanah, karena tanah yang gembur mengandung bahan organik tinggi, serta menyelesaikan masalah sampah organik menjadi pupuk organik.https://linktr.ee/em4

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini