Pembangunan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat tanpa perencanaan yang bijaksana menyebabkan tanah, air dan udara menjadi tercemar. Banyak pihak mengungkapkan tudingan, bahwa bidang pertanian yang harus paling bertanggung jawab terhadap kerusahakan bumi.
“Banyak fakta dalam angka tanpa disadari kesuburan tanah sejak perang dunia II menurun rata-rata 50%, dan di beberapa tempat bahkan mencapai 85%. (USDA, 1992),” tutur Instruktur Effective Microorganisms 4 (EM4) Pada Institut Pengembangan Sumber Daya Alam (IPSA) Bali, Ir. I Gusti Ketut Riksa.
Ia yang juga staf Ahli PT Songgolangit Persada (SLP) yang didirikan oleh Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr alumnus Faculty Agriculture University of The Ryukyus Okinawa, Jepang (1987-1990) agen tunggal yang memproduksi dan menjual EM4 pertanian, EM4 perikanan, EM4 peternakan, EM4 limbah dan EM4 toilet ke seleluruh daerah di Indonesia.
Gusti ketut Riksa menuturkan, penggunaan pupuk kimia untuk sektor pertanian secara terus menerus sekarang kandungan bahan organik lahan pertanian di Amerika tinggal 5%. United States Departement of Agriculture (USDA) juga telah membuat batasan bahwa kandungan bahan organik sebesar 5% adalah batas antara tanah hidup dangan tanah mati.
Kondisi tanah yang demikian itu ditumbuhi tanaman, jika digigit serangga, tanaman akan membentuk fenolat untuk mempertahankan dirinya. Jika tanaman tersebut disemprot dengan pestisida kimia, tanaman tidak lagi membentuk fenolat.
Fenolat itu sejenis flafonoid yang berfungsi sebagai antioksidan atau kekebalan yang ada pada semua jenis tanamam. Artinya tanpa fenolat kekebalan tanaman menurun.
Gusti Ketut Riksa menambahkan, kandungan antioksidan pada tanaman jagung dan berry yang ditanam secara organik berkelanjutan, 50 persen lebih tinggi dari tanaman yang dikembangkan secara konfensional.
Setiap 50 tahun yakni tahun 1950 sampai tahun 2000 kandungan zat besi (Fe) pada bayam turun dari 13 mg menjadi 2 mg, kandungan vitamin C pada tanaman tomat turun dari 81 mg menjadi 41 mg dan pada tanaman wortel turun dari 10 mg menjadi 4 mg, setiap 100 gran bahan, bila bertani secara konvensional. Kandungan unsur makro dan unsur mikro pada tanaman organik jauh lebih tinggi dari tanaman konvensional.
Ditambahkan pula bahwa unsur mikro pada tanaman konvensional kandungannya sangat minim, padahal unsur itu sangat penting untuk pencerahan dan budi pekerti.
Hal ini disebabkan antara lain karena kita belum pernah memupuknya dengan unsur mikro. Penurunan nilai gizi pada tanaman tentu sangat berpengaruh terhadap kekebalan dan kesehatan semua mahluk termasuk manusia.
Mokichi Okada
Gusti Ketut Riksa menambahkan Mokichi Okada oleh banyak orang di Jepang dijuluki Meisu yakni tokoh spiritual yang disegani. Mokichi Okada juga sebagai pelopor pertanian organik, sejak tahun 1930 menentang pertanian berbasis kimia sinthetis, sampai-sampai dikucilkan oleh birokrasi, peneliti, dan akademisi, karena saat itu sedang berkembang dengan pesat teknologi kimia di sektor pertanian.
Mokichi Okada berpendapat bahwa, dengan teknologi kimia di sektor pertanian merusak keseimbangan alam. Umat manusia akan mengalami dua hal yang sangat mengerikan yakni kekurangan pangan dan masalah penyakit.
Penyakit tersebut yakni tanah pertanian akan menjadi tanah mati, dan penyakit hewan akan menular ke manusia. Melalui kelompok (Sekai Kyusei Kyo (SKK) dimana Mokichi Okada adalah “foundernya” mengeluarkan lima butir perinsip utama dalam bidang pertanian.
(1). Dapat menghasilkan produk pangan berkualitas meningkatkan derajat kesehatan manusia. (2). Menguntungkan secara materiil maupun spiritual terhadap produsen dan konsumen. (3). Dapat menghasilkan produk pangan yang kontinyu dan mudah dilakukan oleh setiap orang.
(4) Seiring dengan perkembangan waktu dapat menjaga kelestarian alam. (5). Dapat mencukupi kebutuhan pangan bagi penduduk dunia yang semakin bertambah.
Apabila dibandingkan dengan pertanian konvensional kelima prinsip itu tidak terpenuhi bahkan sangat bertentangan. Banyak pihak membenarkan pendapat Mokichi Okada. Filosofi yang kedua, Mokichi Okada bersama J.I. Rodale seorang pemimpin redaksi surat kabar (media cetak) mengeluarkan pernyataan yang sangat mengejutkan. Pernyataan itulah yang menyebabkan b Mokichi Okada mulai dikucilkan di Jepang. Peristiwa itu terjadi tahun 1934, dan Mokichi Okada menyingkir ke Korea Utara dan di sana mengembangkan pahamnya, kata Gusti Riksa.https://linktr.ee/em4