Minyak Oles Bokashi, salah satu produk andalan Industri Obat Tradisional PT Karya Pak Oles Tokcer, sebuah perusahaan swasta nasional berbasis obat-obatan trdisional yang merupakan terbesar di Bali adalah obat keluarga masyarakat Indonesia untuk menjaga dan memelihara kesehatan seluruh anggota keluarga.
“Minyak herbal asli Bali mempunyai multi khasiat, membantu meringankan pegal linu, meredakan bisul, gatal dan bengkak akibat gigitan serangga serta sebagai campuran mandi rempah untuk mengurangi bau tidak sedap yang sudah dimanfaatkan dan dikenal secara meluas di pasaran lokal Bali, nasional dan mancanegara,” kata Kepala Unit Pemasaran Produk Ramuan Pak Oles Cabang Bali, Made Suarnaya.
Ketika mengadakan “Tolk Show” Produk Ramuan Pak Oles di Radio Genta Bali TV di Jalan Kebo Iwa Denpasar bersama penyiar Dek Saraswati Rahaya, Ia mengatakan, Minyak Bokashi juga cocok sebagai minyak pijat bagi yang sering mengalami kaku otot dan pegal linu karena aktivitas berat dalam bekerja.
Minyak Bokashi kaya manfaat berkat di dalamnya terkandung beragam ekstrak tanaman berkhasiat obat warisan nusantara. Minyak Oles Bokashi telah terbukti selama lebih dari 26 tahun menemani keluarga Indonesia.
Minyak Bokashi merupakan hasil pengembanganm dari produk Lengis Arak Nyuh yang pertama kali diproduksi untuk kalangan keluarga dan masyarakat oleh Dadong Bandung (nenek Pak Oles) di Desa Bengkel, Busungbiu, Buleleng, sejak 1900.
Lengis Arak Nyuh yang diproduksi secara sederhana tersebut ditingkatkan kualitas bahan bakunya, manajemen produksi dan teknologi pembuatannya dengan Teknologi Effetive Microorganisms (EM), sehingga mampu menghasilkan produk berkualitas, serta bisa dikembangkan dalam skala industri.
Selanjutnya Minyak Oles Bokashi diproduksi oleh PT. Karya Pak Oles Tokcer sejak 1997 dan dipasarkan ke seluruh Indonesia maupun mancanegara.
Minyak Bokashi diproses dengan teknologi Effective Microorganisme (EM) dari Jepang yang mempunyai keunggulan anti virus, anti jamur dan anti bakteri dengan multi khasiat sebagai obat keluarga. Produk multi khasiat itu telah dimanfaatkan secara turun temurun oleh empat generasi dari kumpinya umur (0-5 tahun), cucunya (25-35 tahun), anaknya (umur 50-60 tahun) dan Kakek kumpinya (umur 80-90 tahun).linktr.ee/pakolescom