Meraih Vitalitas Dari Kekuatan Tanaman

0
141
Stah ahli PT. Songgolangit Persada Ir. I Gusti Ketut Riksa sedang mengkonsumsi talas yang dibudidaya secara organik menggunakan EM4.

Oleh: I Gusti Ketut Riksa *)

Pribahasa mengatakan: apa yang kamu makan hari ini itulah yang menjadi tubuhmu besok. Pribahasa itu sangat bijaksana karena mengingatkan kita agar selalu apik dalam memilh makanan, mana yang boleh dimakan dan mana yang tidak boleh dimakan.

Zaman milenium ini pribahasa itu telah tersingkirkan oleh pola hidup kekinian yang serba instan dengan memanfaatkan makanan siap saji yang selalu tersedia di supermarket dan toko-toko kelontong lainnya. Dapat dikatakan bahwa kita telah mengalami krisis pola makan.

Selain makanan ini mengandung banyak aditif, makanan ini tidak mengandung enzim yang sangat dibutuhkan oleh tubuh demi kesehatan, kebugaran dan umur panjang. Dari hasil penelitian, manusia dapat meniru pola makan simpanse yang merupakan kerabat dekat manusia bila dilihat dari bentuk gigi, kuku dan usus. Secara kwantitatif, komposisi makanan simpanse adalah 85% berasal dari tanaman, hanya 15% dari hewani, pastilah 0% dari hasil industri.

Simpanse itu memakan 156 jenis tanaman mulai dari akar/umbi, kulit kayu, batang, daun, bunga dan buah; hewan darat pun yang dimakannya bukan daging merah namun berupa serangga seperti rayap, capung, belalang, katilebo, lebah, laron dan lain-lain.

Simpanse mampu hidup 125 tahun dan dalam kurun waktu itu dapat dikatakan tidak pernah sakit. Sekarang pun banyak orang yang memasak serangga karena makanan ini sangat sehat dan tidak mengandung kolesterol. Bila dirunut lebih jauh, vitalitas manusia dapat diperoleh dari tanaman seperti: enzim, vitamin, mineral, fitokimia, air dan lain-lain.

Vitamin dan daya hidup.
Yang disebut daya hidup tetap merupakan benda misterius; dalam penelitian disebutkan bahwa daya hidup itu adalah “benda namun sekaligus bukan benda” saya mengartikanya bahwa daya hidup itu sebagai benda metafisik. Di Cina disebut Ki dan orang Hindu menyebutnya “prana”. Ki ini menyatu dengan enzim dan cara kerjanya pun dinyatakan menguatkan dan menghidupkan kerja enzim, karena daya hidup itu berada dalam enzim, ini berarti setiap mahluk hidup pastilah mengandung enzim dan daya hidup.

Enzim merupakan katalis setiap reaksi kimia dalam tubuh, jumlah enzim yang baru diketahui oleh manusia jumlahnya 3000 sampai 5000; antar enzim fungsinya tidak dapat saling menggantikan. Yang disebut prana atau Ki yang terdapat pada hewan, begitu disemblih daya hidupnya hilang, meskipun masih ada, pastilah sudah hancur karena di sate, di cincang dan di bakar/dimasak, namun sangat berbeda dengan tumbuh-tumbuhan, dimana daya hidupnya dapat bertahan lama.

Setiap tanaman memiliki daya hidup yang ketahanannya berbeda baik umur maupun intensitasnya. Gabah daya hidupnya bahkan dapat bertahan lehih dari 1 tahun, bila dideder dan disiram dapat tumbuh menjadi tanaman baru. Tanaman dapat menumbuhkan kuncup, dan stek tanaman dapat tumbuh kembali bila disimpan dalam tempat yang baik. Dari tanaman kita mendapat tambahan daya hidup.

Makanlah makanan yang mengandung daya hidup, makanan mentah dan buah-buahan yang masih mengkal banyak mengandung daya hidup. Makanlah makanan seutuhnya, ini akan lebih baik daripada melengkapi bagian yang masih kurang dengan makanan mati baik dengan vitamin maupun mineral.

Enzim terlibat dalam pencernaan, penyerapan, pemecahan berbagai racun, pernafasan, metabolisme, detoksifikasi, gerak, fungsi jantung, kegiatan otak, dan lain-lain. Dengan demikian alangkah pentingnya fungsi enzim itu. Makanan yang lunak dan rasanya yang enak menjadikannya lebih populer, tapi akan menimbulkan kebiasaan buruk yakni langsung menelan tanpa mengunyah.

Kata vegetarian bukanlah berasal dari kata´”vegetable” namun berasal dari kata Latin “vegetare” yang berarti “menghidupkan”. Ini berarti sejak dahulu kala manusia telah mengenal “life-power/KI/Prana. Dewasa ini banyak peneliti Barat yang mengarahkan penelitiannya pada enzim, dengan harapan semakin banyak enzim yang diperoleh semakin banyak pula daya hidup yang didapat, yang berarti akan menunda proses penuaan.linktr.ee/pakolescom

*) Staf Ahli PT Songgolangit Persada dan Instruktur EM pada Institut Pengembangan Sumber Daya Alam (IPSA) Bali.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini