Hidup Sehat Berkat Pertanian Organik Berbasis EM-Petani Sejahtera

0
150
Wayan Manuh menunjukkan buah melon hasil kebunnya yang menggunakan aplikasi EM4 dikawasan Jimbaran, Badung-Bali.

Produk pertanian dalam arti luas termasuk peternakan, perikanan, hortikultura berlabel organik semakin populer dan diburu konsumen, sebagai bahan pangan yang aman dan meningkatkan umur harapan hidup. Demikian pula sudah banyak beredar produk pertanian organik seperti beras, sayur-mayur, daging ayam, daging sapi, ikan air tawar bahkan sampai kosmetik, baik di pasar-pasar tradisional maupun super market.

“Bahan-bahan yang berlabel organik, meskipun cenderung lebih mahal, namun tetap dibeli oleh mereka yang berkantong tebal serta percayai dan yakin, bahwa produk organik itu adalah sehat dan terjamin keamanannya,” tutur Guru Besar Fakultas Peternakan Universitas Udayana, Prof. Dr. Ir. Ni Nyoman Suryani, Msi baru-baru ini.

Masyrakat mulai menyadari pentingnya mengkonsumsi hasil pertanian organik dan menyadari bahaya dan dampak negatif yang ditimbulkan dari pemakaian bahan kimia sintesis dalam bidang pertanian, berkat konsumen sudah bijak memilih bahan pangan yang aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan.

“Produk pertanian dan peternakan yang mengandalkan penggunaan bahan kimia non alami, seperti pupuk anorganik, pestisida kimia sintesis dan hormone pertumbuhan secara perlahan-lahan mulai ditinggalkan,” tutur Prof. Suryani, ibu dari seorang putra dan putri yang dikaruniai sejumlah cucu.

Pola hidup sehat “back to nature” kembali ke aman semakin mendominasi. Produk organik dapat diproduksi dengan cara yang dikenal sebagai pertanian organik. Produk organik adalah hasil tanaman, budidaya perikanan dan ternak yang diproduksi melalui praktek-praktek pertanian yang secara ekologi, sosial ekonomi berkelanjutan, dan mutunya baik, nilai gizi dan keamanan terjamin.

Daging sapi organik termasuk dalam produk organik. Pedoman utama produksi organik adalah dengan menggunakan bahan dan praktik yang meningkatkan keseimbangan ekologi dari sistem alam dan yang mengintegrasikan bagian-bagian dari sistem pertanian ke dalam satu kesatuan ekologi.

Pertumbuhan permintaan bahan makanan organik di berbagai negara di belahan dunia terus meningkat dari tahun ke tahun, termasuk di Indonesia. Pertumbuhannya mencapai 15-20 persen berkat didorong peningkatan daya beli masyarakat ujar suami dari Aryantha Soethama.

Pupuk Organik Jadi Solusi

Sementara Direktur PT Songgolangit Persada, Ir. Haji Agus Urson Hadi Pramono mengharapkan masyarkat Indonesia untuk senantiasa menggunakan Effective Microorganisms (EM4) dalam aktivitas keseharian untuk bidang pertanian, perikanan, peternakan dan mengatasi limbah, karena EM harganya sangat murah dan terjangkau.

Pihaknya mempunyai filosofi untuk sedapat mungkin membantu petani, peternak, perikanan dan masyarakat luas di nusnatara untuk mengusahakan, mengembangkan dan budidaya dengan biaya semurah mungkin. Mengaplikasikan EM4 untuk semua jenis sangat mudah, karena dalam kemasan botol satu liter sudah tertera secara jelas takaran, petunjuk dan cara dalam memanfaatkannya.

Berkat berbagai upaya dan terobosan yang dilakukan dalam pengembangan teknologi EM di Indonesia, dari ratusan negara yang menerapkan teknologi hasil temuan Prof. Dr. Teruo Higa di berbagai negara di belahan dunia, Indonesia menempati posisi terdepan dalam memanfaatkan teknologi EM berkat keseriusan, kerja keras dan kebersamaan dengan semua pihak.

Ir. I Gusti Ketut Riksa yang senantiasa aktif bersama Kepala Pemasaran PT Songgolangit Persada Cabang Bali Ir. Irkham Rosidi melakukan sosialisasi membuat pupuk ramah lingkungan dengan sentuhan EM4 kepada kelompok tani di delapan kabupaten dan satu kota di Bali.
Dengan pupuk cair EM4 petani dapat membuat pupuk organik dengan biaya murah, sekaligus membuat bio pestisida, bio fungisida, bio bakterisida, bio urine, pupuk pelengkap cair (PPC), zat pengatur tumbuh (ZPT). Petani juga bisa membuat bio desinfektan. Semua itu tidak berbahaya terhadap kesehatan manusia, bahkan mampu meningkatkan derajat kesehatan.

Dengan teknologi EM4 manusia dapat membuat pupuk bahan organik kaya akan sumber hidup (Bokashi) dalam jumlah besar yang murah dan cepat, sehingga dapat mempercepat revitalisasi kesuburan lahan sawah. Pengalaman telah membuktikan pemupukan dengan bokashi 10 ton perhektar, pasca tiga kali panen padi, pematang sawah harus dinaikkan karena di lahan olahan tanahnya mengembang dan gembur.

Kandungan bahan organik dan rongga udara tanah meningkat sekitar 50 persen dari volume total tanah. Volume sebesar 50 persen itulah sebagai ruang udara dan ruang air. Akar tanaman beserta biota tanah bisa bernafas, hidup lebih baik dan tanah menjadi lebih banyak bisa memegang air. Semakin banyak tersedia bahan organik untuk didekomposisi biota tanah, semakin banyak pula kandungan nutrisi tanah, otomatis tanah menjadi kuat dan mengandung air.

Pemupukan bahan organik kaya akan sumber hidup (Bokashi) dapat meningkatkan kandungan bahan organik, menambah jumlah dan jenis mikroba dalam tanah. Semua persyaratan untuk hidup sehat dengan menggunakan pupuk bokashi akan menjadikan alam semesta terus mengalami revitalisasi.

Memfermentasi Bahan organik

Sementara itu Direktur Utama PT Songgolangit Persada (SLP), Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr menjelaskan, mikroorganisme yang menguntungkan bekerja di dalam tanah dengan cara memfermentasi bahan organik menghasilkan asam organik, hormon tanaman, vitamin dan antibiotik.

Produk fermentasi tersebut sangat bermanfaat untuk menumbuhkan tanaman, dengan cara melarutkan nutrisi yang susah larut, misalnya batu fosfat; memecah logam berat yang mencegah terserapnya oleh akar tanaman; menyediakan molekul organik sederhana sehingga bisa diserap langsung oleh tanaman, misalnya asam amino; mencegah tanaman dari serangan penyakit, hama serangga yang penyebarannya melalui tanah; memacu pertumbuhan tanaman sehingga dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi tanaman; meningkatkan kesuburan kimia dan fisika tanah.

Dengan fungsi mikroorganisme yang menguntungkan tersebut, tanah akan menjadi subur dan tanaman berproduksi optimal. Dewasa ini EM digunakan dalam banyak bidang, seperti pertanian, peternakan, perikanan, pengolahan limbah. Masalah bau pada limbah, dan pada kotoran ternak dapat dihilangkan.

Penggunaan EM berkembang sangat luas, karena efektif, mudah digunakan, ekonomis, hemat energi, ramah lingkungan, dan sangat tepat digunakan untuk pertanian alami untuk kesejahteraan umat manusia sekarang dan hari esok yang lebih baik dan petani hidup sejahtera, tutur Dr. Wididana, alumnus Faculty Agriculture University Of The Ryukyus Okinawa, Jepang.https://linktr.ee/em4

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini