Tanaman hortikultura jenis cabai yang mendapat perawatan secara organik dengan sentuhan pupuk hayati Effective Microorganisms 4 (EM4) pertanian mampu memperpanjang masa panen sampai umur 18 bulan.
“Hal itu berkat kebutuhan nutrisi yang diperlukan tanaman cabai dapat terpenuhi dengan tepat, kondisi lingkungan mendukung, dan gangguan hama penyakit terkendali,” kata manajer Pak Oles Green School, Jalan Waribang, Denpasar Timur, Ir. Koentjoro Adijanto.
Ia mengatakan, dengan kecukupan bahan organik kaya akan sumber hidup (Bokashi) maka musim panen tanaman cabai dapat diperpanjang hingga selama 1,5 tahun, sehinga mampu meningkatkan pendapatan usaha tani.
Oleh sebab itu upaya dan langkah dalam mengembangkan budidaya tanaman cabai yang perlu mendapat perhatian menyangkut kesuburan lahan atau hara tanaman.
Pemberian pupuk organik berbasis EM menjadi faktor yang sangat penting karena mampu memberikan tambahan nutrisi pada media yang mampu mempengaruhi perkembangan produksi selanjutnya.
Demikian juga pemberian pupuk organik bokashi dapat berbentuk padat atau cair yang bermanfaat untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pupuk bokashi mampu memperbaiki unsur hara tanah dan bisa meningkatkan kualitas dan kuantitas panen.
Tanah yang diberikan pupuk bokashi mempunyai struktur yang baik dan tanah yang mencukup bahan organik mempunyai kemampuan mengikat air yang lebih besar. Sehingga kandungan hara yang tersedia pada pupuk bokashi sangat membantu pertumbuhan pada tanaman cabai.
Pak Sulham, seorang petani di Dusun Selewan, Desa Teratak, Kecamatan Batutiyang Utara, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) mengembangkan pertanian terpadu (terintegrasi) yakni budidaya ikan nila dan tanaman hortikultura jenis cabai, terong, kangkung dan kebutuhan dapur sehati-hari lainnya.
Kedua bidang usaha pertanian terpadu ikan nila dengan sentuhan EM4 peternakan dan tanaman hortikultura dengan sentuhan EM4 pertanian mampu menghasilkan ikan nila yang gurih, ras nikmat serta cabai, terong juga berbuah lebat.
Lahan seluas lima hektar selain mengembangkan budidaya ikan nila yang terdiri atas beberapa kolam yang tertata secara rapi juga mengembangkan komoditas pertanian berupa jenis hortikultura.
Pematang kolam yang memanjang sengaja dibuat agak lebar yang diatasnya ditanami cabai, tomat, labu, kangkung dan kacang panjang yang memanfaatkan pupuk dari air limbah ikan atau ikan-ikan yang mati setelah difermentasi dengan EM4.
Pak Sulham menambahkan, tanaman hortikultura yang dipadukan dengan budidaya ikan nilai semua tumbuh sehat, sehingga mampu memberikan nilai tambah untuk mendukung biaya operasional.https://linktr.ee/em4