Staf Ahli: Pupuk Organik Bokashi Kotaku Fermentasi EM

0
182
Sejumlah pekerja sedang mengemas produk pupuk organik Bokashi Kotaku di Desa Bantas, Selemadeg Timur, Tabanan.

Pupuk organik padat bahan organik kaya akan sumber hidup (Bokashi) Kotaku produksi PT Songgolangit Persada (SLP) unit pabrik Bantas, Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan merupakan pupuk organik fermentasi dengan Teknologi Effective Microorganisms (EM).

“Pupuk organik padat itu sangat bagus untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman hortikultura, tanaman buah-buahan, dan tanaman keras seperti cengkeh, kopi, coklat dan sebagainya,” kata Staf Ahli PT SLP, Ir. I Gusti Ketut Riksa.

Ia yang juga instruktur EM pada Institut Pengembangan Sumber Daya Alam (IPSA) Bali di Desa Bengkel, Busungbiu, Kabupaten Buleleng menambahkan, pupuk organik Bokashi Kotaku juga sudah dimanfaatkan untuk pertamanan di hotel-hotel berbintang, vila dan taman kota di sejumlah kabupaten/kota di Bali.

Pupuk organik padat Bokashi Kotaku terbuat dari bahan kotoran hewan, serbuk gergaji dan bahan lainnya untuk memperkaya bahan organik. EM digunakan untuk memfermentasi bahan organik untuk pupuk. EM adalah bio fermentator.

Proses pembuatannya juga menggunakan mikroorganisme pengurai yaitu mikroba atau jamur fermentasi. Dalam pembuatannya, pupuk bokashi menggunakan EM4. Larutannya mengandung mikroorganisme fermentasi, yang bekerjasama dan bermanfaat bagi tanah dan tanaman seperti menyediakan unsur hara, serta meningkatkan produksi dan kesehatan tanaman.

Hasilnya yaitu berupa pupuk padat dengan bentuk keadaan telah terurai jadi mengandung lebih banyak nutrisi atau unsur hara, yang sudah siap untuk diserap oleh tanaman. Hal ini dapat menjadi lebih lengkap, jika ditambah dengan adanya penggunaan pupuk organik cair.

Keunggulan dari pupuk bokashi padat yaitu mengandung unsur hara yang lebih banyak serta sudah terurai jadi sudah siap untuk diserap oleh akar tanaman. Selain itu, pupuk bokashi padat juga mengandung mikroorganisme yang memiliki manfaat untuk menekan naiknya pertumbuhan patogen dalam tanah yang digunakan, ujar Gusti Ketut Riksa.https://linktr.ee/em4

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini