Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) pada tanaman cengkeh yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dapat menyebabkan menurunnya produksi, bahkan secara mendadak bisa mati, jika tidak dilakukan tindakan pengendalian dan pencegahan terhadap Jamur Akar Putih (JAP) yang menyerang jenis tanaman cengkeh tersebut.
“Gejala JAP yang ditunjukkan pada tanaman cengkeh daunnya mengalami layu secara mendadak, kemudian mengering dan daun gugur,” tutur Manajer Pak Oles Green School, Ir. Koentjoro Adijanto yang akrab disapa Yoyok.
Ia mengatakan, pada awalnya tanaman cengkeh tampak hanya ranting yang mengering dan akhirnya semua bagian ranting menjadi mati. Batang tanaman juga mengalami mengering dan akhirnya tanaman cengkeh mati.
Pada akar tanaman cengkeh yang sakit tampak benang-benang jamur berwarna putih agak tebal (rizomorf) menjalar, sehingga akar tanaman menjadi busuk dan berwarna hitam.
Pemanfaatan pupuk organik padat Bokashi Kotaku dan agens hayati berupa jamur antagonis Trichoderma mempunyai peluang untuk mencegah dan menekan serangan Jamur Akar Putih pada tanaman cengkeh.
Kombinasi pupuk Bokashi Kotaku dan Trichoderma sp memiliki efek penting untuk kekuatan dan pertumbuhan tanaman, produktivitas, dan juga dapat mengendalikan penyakit yang tular tanah dan ramah lingkungan.
Trichoderma sp. bersifat antagonis terhadap jamur patogen. Penekan patogen berlangsung dengan proses antibiosis parasitisme, kompetisi O2 dan ruang, yang dapat menekan atau mematikan patogen tersebut (Baker dan Cook, 1982).
Interaksi pupuk Bokashi Kotaku dan penambahan Trichoderma sp diharapkan berpengaruh nyata terhadap pengendalian dan menekan serangan JAP. Sehingga menyehatkan pertumbuhan tanaman, meningkatkan produksi tanaman dan menjaga ke stabilan produksi cengkeh. EM pelopor pertanian organik di Indonesia.https://linktr.ee/em4