Kurangi Asupan Garam Pada Usia Lanjut

0
122
dr. I Gusti Ayu Agung Istri Anteja, M.Biomed, Sp.PD saat mengisi talk show kesehatan pada HUT ke-26 PT Karya Pak Oles Tokcer di Gedung Bhumiku Denpasar, belum lama ini.

Mengkonsumsi garam beryodium yaitu suatu jenis garam dengan kandungan utama yodium sangat penting untuk usia pertumbuhan. Karena apabila kekurangan ion ini didalam tubuh akan menimbulkan penyakit-penyakit metabolik.

Namun bagi orang yang telah memasuki usia 60 tahun keatas dimana otot-otot sudah terasa mulai kaku, menderita hipertensi atau darah tinggi sebaiknya mengurangi asupan garam, ujar dr. I Gusti Ayu Agung Istri Anteja, M.Biomed, Sp.PD saat mengisi talk show kesehatan pada HUT ke-26 PT Karya Pak Oles Tokcer di Gedung Bhumiku Denpasar, belum lama ini.

Menjawab pertanyaan karyawan produksi Pak Oles, Dista Risky terkait tren perubahan garam biasa dengan garam Himalaya apakah benar lebih sehat? dr. Anteja mengatakan, saat ini banyak ada jenis-jenis garam.

“Jangankan dari Himalaya, melainkan di salah satu restoran ada yang menyediakan berbagai jenis daram yang boleh dipilih dari beberapa daerah, pegunungan, termasuk dari Alpen, ujarnya.

Anteja menekankan, intinya garam itu dapat meningkatkan tekanan darah, kurangi asupan garam pada penderita-penderita hipertensi dan usia diatas 60 tahun, dan mengkonsumsi garam beryodium secukupnya pada usia-usia pertumbuhan, karena ion itu sangat penting.

dr. Anteja mengatakan, untuk jenis garam boleh boleh saja, karena dari bidang kedokteran belum ada penelitiannya , jenis garam tertentu yang lebih baik daripada tubuh. Atau merek satu dengan merek lainnya lebih baik. ” Kalau kita mengacu ke organisasi kesehatan WHO, garam yang terasa asin memang kurang baik untuk kesehatan,” jelas dr. Anteja yang sering mengisi acara Bincang Sehat di TVRI.

Jadi dari kedoktran belum ada pablis garam mana yang lebih diajurkan untuk tubuh. Intinya adalah tetap mengurangi asupan garam pada penderita hipertensi, jantung, diabetes dan usia diatas 60 tahun.

“Kalau jenis garan A, B itu dari kedokteran belum mengeluarkan dari WHO terutama karena kami mengacu pada WHO belum ada statmen penelitian yang mengatakan garam A lebih baik dari garam B,” tegas dr. Anteja.https://linktr.ee/em4

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini