PT Karya Pak Oles Tokcer, sebuah perusahaan swasta nasional yang berbasis obat-obatan tradisional yang merupakan terbesar di Bali, keberadaannya semakin eksis dan kokoh dalam menyambut hari jadi (Hari Ulang Tahun-HUT) yang ke-26 digelar di Balai Pertemuan Bhumiku Denpasar, Rabu, 9 Agustus mendatang.
Setiap memperingati hari jadi seperti tahun-tahun sebelumnya selalu memperkenalkan produk baru Ramuan Pak Oles, kali ini kembali meluncurkan produk teranyar yakni Balsem Bokashi Hot bersama tiga jenis teh herbal dengan ijin Jamu merek teh Bokashi, yakni Teh Jati Cina, Teh Mahkota Dewa dan Teh Jahe Merah.
“Tim peneliti dan pengembangan Produk Ramuan Pak Oles selama dua tahun masa pandemi Covid-19 fokus bekerja untuk menghasilkan produk varian baru serta mengurus perijinannya, hasilnya kini siap diluncurkan,” tutur Direktur Utama PT Karya Pak Oles Grup, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr.
Balsem Bokashi label hijau dengan aroma yang segar dan lembut, segera memiliki varian baru yang lebih nendang panasnya, yaitu Balsem Bokashi Hot. Dari kata “hot”, konsumen dan masyarakat luas sudah bisa membayangkan dampak sensasi panas yang dihasilkan pada otot dan kulit setelah digosokkan. Balsem Bokashi Hot cocok untuk mengurangi rasa pegal dan salah urat. Dampak sensasi panasnya langsung meresap ke otot.
Varian lama yang sensasinya lembut, berwarna putih kekuning-kuningan, memiliki pasar tersendiri. Sedangkan varian baru Balsem Bokasi Hot berwarna merah, dari bahan tambahan buah merah asal Papua, yang berkhasiat bagus untuk kulit, juga memiliki kandungan menthol dan champor yang lebih tinggi daripada varian sebelumnya, sehingga dampak sensasi panasnya langsung terasa nendang.
Kepala Bagian Pemastian Mutu Industri Obat Tradisional (IOT) (Pabrik I) PT Karya Pak Oles Tokcer, Apt. Luh Ketut Budi Maitriani, S.Farm di kantornya Jalan Tukad Balian, Kawasan Niti Mandala Renon Denpasar menilai, prospek yang cukup bagus untuk pasar kedua varian balsem Bokashi, karena khasiat, kualitas produk dan harganya terjangkau.
Balsem Bokashi hot dan balsem bokashi ukuran 7,5 gram dipasang harga hanya Rp. 11.100,- (termasuk ppn). Produk baru itu diluncurkan bersamaan dengan tiga jenis produk teh herbal Bokashi dengan ijin Jamu, merek teh Bokashi, yakni Teh Jati Cina, Teh Mahkota Dewa dan Teh Jahe Merah.
Ketiga jenis produk teh herbal Bokashi dengan ijin jamu tersebut merupakan bagian dari 15 jenis teh herbal yang mendapat izin produk rumah tangga yang secara bertahap akan ditingkatkan mutu dan kualitasnya agar mendapat ijin jamu dengan harapan jangkauan pemasarannya lebih luas.
Produk Ramuan Pak Oles yang telah dikenal masyarakat luas, bahkan mendunia adalah Minyak Oles Bokashi, minyak herbal asli Bali untuk membantu meringankan penyakit, yakni pegal linu, meredakan bisul, gatal dan bengkak akibat gigitan serangga serta sebagai bahan campuran mandi rempah untuk mengurangi bau tidak sedap.
Produk lainnya adalah Bokashi Care dalam tiga varian, Balsem Bokashi, Minyak Tetes Bokashi, Madu Geruh Bokashi, Madu Rocky, Made Resi, Madu Jamur, Masker Madu Hitam, EM SPA, Parem Lantik, Krim Saribing dan Salep Ratun dan kopi Bubuk Bukit Hexon.
Semua produk tersebut mengutamakan obat tradisional yang diproduksi dari bahan baku tanaman herbal yang mempunyai khasiat obat-obatan yang mempunyai prospek pengembangan yang cerah dimasa sekarang maupun masa mendatang.
Perkembangan obat-obatan tradisional yang juga dikenal dengan jamu sejak zaman kerajaan Kutai tahun 400 terus berkembang di zaman penjajahan Belanda, Indonesia Merdeka hingga sekarang zaman milenial, kemajuan internet, media sosial dan teknologi canggih obat tradisional selalu eksis dan mendapat tempat di hati masyarakat luas.
Bertrasformasi
Lengis Arak Nyuh ramuan minyak herbal difermentasi secara alami di atas tunggu dapur tradisional warisan Dadong Bandung (nenek Pak Oles) bertransformasi menjadi Minyak Oles Bokashi dengan sentuhan teknologi Effective Microorganisme (EM) dari Jepang.
Minyak Bokashi yang sekarang telah mendunia proses produksi, awalnya dilakukan di sebuah rumah sederhana di Desa Bengkel, Busungbiu, Kabupaten Buleleng tahun 1997 atau 26 tahun silam memiliki keunggulan sebagai anti virus, anti jamur, anti bakteri dengan multi khasiat sebagai obat keluarga masyarakat Indonesia.
Minyak Bokashi tanpa efek samping yang telah dimanfaatkan oleh lintas generasi diproses dengan teknologi canggih, ramah lingkungan berbasis teknologi EM hasil temuan Prof. Dr. Teruo Higa, guru besar University of Ryukyus Okinawa Jepang, tempat Pak Oles menuntut pendidikan di negeri Sakura selama tiga tahun 1987-1990.
Minyak Bokashi mempunyai sejarah perjalanan panjang, mulai dari Lengis Arak Nyuh yang dirintis oleh Dadong Bandung (nenek Pak Oles) sejak tahun 1880- 1980 (selama 100 tahun) hingga peluncuran produk tahun 1997 .
Minyak Bokashi, minyak fermentasi dari tanaman rempah dengan sentuhan teknologi EM sangat bermanfaat untuk memfermentasi tanaman obat yang berkhasiat secara maksimal guna mengatasi berbagai jenis keluhan penyakit yang telah menjadi idola dan obat keluarga masyarakat Indonesia bahkan mancanegara
Dalam kemasan Minyak Bokashi menembus milenial terdapat logo halal sertifikasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan logo EMRO sertifikasi dari EM Research Organization Jepang yang telah didaftarkan di empat negara yakni Indonesia, Thailand, Singapura dan malaysia.
Minyak Bokashi multi khasiat yang menjadi obat keluarga masyarakat Indonesia semakin mantap dan menjadi idola masyarakat Bali, nusantara dan berbagai negara di belahan dunia. Minyak multi khasiat dalam kemasan lima jenis botol itu membantu meringankan pegal linu, meredakan bisul, gatal, bengkak akibat gigitan serangga dan sebagai bahan campuran mandi rempah untuk membantu mengurangi bau tidak sedap.
Minyak Oles Bokashi berkhasiat untuk mengobati beragam jenis sakit kulit seperti bisul, gatal dan kutu air. Minyak multi guna ini juga dapat digunakan untuk menghilangkan bau badan dengan mencampurkan beberapa tetes ke dalam air ketika mandi. Minyak Oles Bokashi juga cocok sebagai minyak pijat bagi yang sering mengalami kaku otot dan pegal linu karena aktivitas berat dalam bekerja.
Minyak Bokashi selama 26 tahun itu telah, sedang dan dirasakan manfaatnya oleh empat generasi, dari kumpinya umur (0-5 tahun), cucunya (25-35 tahun), anaknya (umur 50-60 tahun), dan kakek kumpinya ( umur 80-90 tahun).
Data pengguna Minyak Bokashi tersebut diperoleh dari hasil survei pemasaran di Wilayah Bali, dengan metode sampling dan tanya jawab langsung kepada konsumen di pasar, tempat pameran, konter, toko modern.
Untuk siapakah konsumen membeli Minyak Bokashi? Jawabannya berbagai jenis, ada untuk diri sendiri, untuk bapak/ ibu, nenek, kakek, cucu, kumpi. Mereka membeli Minyak Bokashi juga ada untuk oleh-oleh keluarga, untuk orang sakit, bahkan banyak untuk dijual lagi.
Satu pertanyaan tentang untuk apa membeli Minyak Bokashi? Mereka menjawab: “Untuk kesehatan keluarga.” Maka terjawab sudah pertanyaan tentang alasan konsumen membeli Minyak Bokashi adalah karena untuk kesehatan keluarga.
Respon Masyarakat
Sementara Kepala Pemasaran Produk Ramuan Pak Oles Cabang Bali, Made Subagia menilai, masyarakat Bali, berbagai daerah di Indonesia bahkan mancanegara memberikan respon positif terhadap produk PT Karya Pak Oles Tokcer.
Produk Ramuan Pak Oles, khususnya Minyak Bokashi telah dikenal dan dimanfaatkan masyarakat luas di pasaran lokal Bali, nasional dan dunia internasional. Respon masyarkat luar biasa terhadap Minyak Bokashi dan Produk Ramuan Pak Oles lainnya, itulah yang membedakan dengan produk lain secara umum, yang telah dirasakan khasiat dan manfaatkan oleh generasi ke generasi berikutnya secara berkesinambungan.
Oleh sebab itu konter yang tersebar hampir di seluruh daerah di Indonesia yang bernaung di bawah cabang pemasaran di seluruh nusantara sekaligus berfungsi sebagai pusat informasi Produk Ramuan Pak Oles, sekaligus tempat penjualan produk Industri Obat Tradisional (IOT) PT Karya Pak Oles Tokcer. Obat tradisional yang diproses dari bahan-bahan tanaman herbal berkhasiat obat mengandung antioksidan dan serat yang sangat baik untuk pencernaan tubuh, mampu meningkatkan imun tubuh tanpa menimbulkan efek sampingan.
Berbagai jenis tanaman obat yang telah dibudidayakan atau yang masih tumbuh liar di hutan belantara di berbagai daerah di Indoesia menghasilkan sennyawa antioksidan yang sangat baik untuk memelihara kesehatan tubuh yang prima serta menangkal serangan berbagai jenis penyakit.
Obat tradisional berkualitas telah memiliki izin edar resmi dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), memang tidak instan, namun pelan-pelan tapi pasti dapat mengatasi keluhan atau menyembuhkan suatu penyakit, tutur Made Subagia.linktr.ee/pakolescom