Mahasiswa Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang melakukan foto bersama saat melakukan kunjungan lapangan ke Pak Oles.

Sebanyak 98 mahasiswa/i jurusan Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang, Jawa Tengah melakukan kunjungan lapangan ke PT Karya Pak Oles Tokcer (KPOT), Selasa (18/7/23). Siang itu rombongan mahasiswa semester IV & VI diterima oleh Koenjoro Adijanto, kepala Pak Oles Green School (POGS) dan Kepala Bagian Pemastian Mutu Idustri Obat Tradisionla PT KPOT Plan 1, Apt. Luh Ketut Budi Maitriani, S. Farm di Kang Zanger Bokasi Farm, Jalan Waribang, Kesiman, Denpasar Timur.

Apt. Ayu Shabrina, M.Farm salah satu dosen pembimbing mahasiswa mengatakan, tujuan Kunjungan Kerja Lapangan guna mempelajari terkait Industri Obat Tradisional khususnya di PT Karya Pak Oles Tokcer.

“Kami berharap dengan kunjungan ke Industri Obat Tradisional PT Karya Pak Oles Tokcer, nantinya saat mahasiswa berkuliah teori memiliki gambaran sehingga menjadi lebih paham dibandingkan sebelum mereka melakukan kerja lapangan ke indistri obat tradisional,” ujarnya.

Shabrina mengatakan, saat ini anak didiknya khusus di semester IV sudah belajar praktekum pembuatan sediaan semisolid dan juga sediaan cair khususnya dari bahan alam. Sedangkan yang semester VI sudah praktek membuat sediaan cair, sediaan semisolid dan sediaan streril.

Adapun produk yang dihasilkan oleh mahasiswa jurusan farmasi tersebut dipergunakan untuk pameran dalam presentasi ilmiah termasuk ada beberapa jenis produk yang sudah diajukan ke KI dan juga hak paten atau hak cipta.

“Dilingkungan kami produk-produknya fokus pada sediaan topikal, sediaan oles ada dari lotion, micro m nosi, nano m nosi dan juga ada beberapa lip gloss yang berasal dari bahan alam semuaya,” ujar Sabrina.

Sementara itu, Budi Maitriani mengawali materi dari cikal bakal berdirinya Industri Obat Tradisional PT Karya Pak Oles Tokcer yang dirintis sejak tahun 1997 atau 26 tahun silam dengan produk unggulan Minyak Oles Bokashi.

Selain itu dalam usaha industri obat tradisional terdapat beberapa golongan atau tingkatan dari Usaha Jamu Gendong, Usaha Jamu Racik, Usaha Micro Obat Tradisional (UMOT), Usaha Kecil Obat Tradisional (UKOT) dan paling atas adalah Industri Obat Tradisional (IOT).

“Kami ada dua pabrik di Singaraja dan di Denpasar, masing-masing lokasi memiliki penangung jawab. Di tahun 2011 naik tingkat jadi IOT dan bisa memproduksi semua bentuk sediaan obat tradisional. Bentuk sediaan Obat Tradisional ada Cairan Obat Dalam (COD) dan Cairan Obat Luar (COL), ada semisolid ada parem bentuk rajangan. Dan di tahun 2021 kami melakukann sertivikasi untuk Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Benar (CPOTB) dan telah tersertisifikasi, ujar sosok ibu yang telah dikaruniai dua orang anak ini.

Budi Maitriani mengharapkan pada rombongan mahasiswa dengan mengadakan kunjungan ke Industri Pak Oles dapat memperoleh informasi dan gambaran secara langsung dari proses industri, pengemasan hingga pemasaran produk.

Selama melakukan kunjungan rombongan mahasiswa juga diberikan bingkisan produk Balsem Bokashi yang mempunyai khasiat untuk membantu meredakan nyeri otot, keseleo, encok, pegal linu dan gejala masuk angin.

Selain itu juga melakukan santap siang, menikmati menu lezat Kang Zanger dihamparan lahan yang ditanami berbagai jenis tanaman berkhasiat obat di atas lahan 40 are yang merupakan kebun miniatur tanaman obat Pak Oles.linktr.ee/pakolescom

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini