Oleh: Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr *)
Gerakan melepas burung ke alam liar secara rutin dilakukan di Villa IPSA, tujuannya adalah untuk lebih membuat nuansa alami, segar, relaks. Tanaman- tanaman rindang, seperti cengkeh, duren, coklat, pisang, pepaya, bunga- bungaan, apokat, tanaman herbal, cempaka, dan pohon kayu lainnya, membuat burung- burung yang dilepas serasa pulang kembali ke habitat aslinya.
Burung-burung itu bertelor dan beranak pinak, terutama burung pemakan serangga, ulat, buah, biji dan nektar bunga. Suaranya beragam, seolah mereka beradu tarik suara, masing masing mengeluarkan cuitan aslinya.
Di pagi hari, saat matahari terbit di ufuk timur, langit cerah merah merona, aroma tanah dan udara pagi yang segar, berpadu dengan paduan suara burung yang bernyanyi saling bersahutan, mereka bernyanyi menyambut pagi yang indah. Demikian juga di sore hari, saat mata hari mulai merayap ke peraduan, burung burung kembali ke sarangnya, bertemu di pohon- pohon besar, seolah mereka telah berjanji, untuk kembali bisa berkumpul dan tidur bersama beristirahat malam.
Seperti kebiasaannya, mereka saat berkumpul suka ngerumpi, ngeriwik, masing- masing bercerita tentang pengalamannya menjalani hari. Di pagi hari mereka bersiul ceria saling menyemangati menyambut hari. Di siang hari mereka pergi memencar ke segala arah, seolah mereka tahu di mana ada makanan tersedia. Mereka tetap berkomunikasi saling bersiul dan bercicit, saling bertegur sapa di antara ranting, atau saat berpapasan terbang di udara. Di sore hari mereka berbagi cerita dan saling menyayangi.
Seolah saya bisa mengerti cerita burung, seperti kesaktian Angling Darma, yang bisa mengerti dan bercakap dengan binatang, saya tulis pengalaman saya saat mendengar kicauan burung di Villa IPSA.
Sepasang tamu Perancis duduk menikmati kopi dan sarapan pagi di gazebo sambil berpelukan, dan asyik mendengarkan kicauan burung tropis yang tidak ada di negaranya. Saya melihat kemesraannya dari kejauhan, juga saya melihat sepasang burung yang bermesraan di atas ranting. Sepasang tamu Perancis itu membicarakan tentang kesetiaan burung kepada pasangannya.
Sepasang burung di atas dahan itu juga membicarakan kesetiaan manusia kepada pasangannya. Mereka saling berbicara, berbisik dan bernyanyi ria di pagi hari. Begitulah cara mereka menyambut pagi, dunia seperti milik mereka berdua. Khususnya tentang kesetiaan cinta, saya belajar dari burung. Cuit-cuit-cuit.
*) Direktur Utama PT Karya Pak Oles Grup, Alumnus Faculty Agriculture University of The Ryukyus Okinawa, Jepang dan dan Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar.linktr.ee/pakolescom