I Gusti Ketut Riksa (kanan) saat berkunjung ke kebun jeruk milik Ida Bagus Made Oke dengan sentuhan EM4 di kawasan Kintamani, Kabupaten Bangli.

Staf Ahli PT Songolangit Persada Ir. I Gusti Ketut Riksa menekankan, petani dan semua pihak jangan mencoba-coba mencampurkan Effective Microorganisms 4 (EM4) dengan pestisida, bakterisida, fungisida maupun jenis antibiotik lainnya.

“Bahan kimia itu justru mengganggu kehidupan dan perkembangan mikroba EM. Hingga kini belum ditemukan dampak negatif yang ditimbulkan karena prosesnya bersifat alami,” kata Gusti Ketut Riksa yang juga Instruktur EM pada Institut Pengembangan Sumber Daya Alam (IPSA) Bali.

Ia mengatakan, para peneliti hingga kini terus menggali kemampuan dengan memperbanyak grup-grup kerja, menambah jumlah dan jenis yang bermanfaat. Dari semua itu yang terpenting adalah mempercepat proses revitalisasi bumi yang terlanjur mengalami degenerasi oksidatif ke tingkat yang lebih berbahaya.

Secara umum teknologi EM dapat diterapkan dalam enam bidang kehidupan yakni pertanian, peternakan, perikanan, limbah, industri dan kesehatan. Penerapan teknologi EM dalam bidang pertanian dapat mewujudkan masyarakat yang harmoni dan menyelesaikan isu global, terutama terkait pencemaran lingkungan.

Teknologi EM dapat menggantikan semua produk industri kimia pertanian yang bersifat polutif. Dengan EM petani dapat membuat pupuk organik dengan biaya murah, dapat membuat bio pestisida, bio fungisida, bio bakterisida, bio urine, pupuk pelengkap cair (PPC), zat pengatur tumbuh dan bio disinfektan.

Semua itu tidak berbahaya terhadap kesehatan manusia bahkan dapat meningkatkan derajat kesehatan. Dengan EM pula petani dapat meningkatkan produksi secara berkualitas dengan nilai jual lebih tinggi dan cita rasa yang lebih nikmat, tutur Gusti Ketut Riksa.https://linktr.ee/em4

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini