Teknik pengawetan makanan secara alami atau fermentasi merupakan proses secara biologis, cara yang paling efektif untuk mengurangi zat anti antinutrien dan dapat meningkatkan ketersediaan nutrisi bahan yang digunakan, ujar Dr. Senny Helmiati, S.Pi, MSc, dosen Program Studi Akuakultur Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta pada Webinar yang bertajuk “Teknologi Fermentasi Untuk Budidaya Perikanan.
Saat menyampaikan materi dengan kertas kerja “Pakan Ikan Alternatif dengan Teknik Fermentasi, ia mengatakan prinsipnya adalah menguraikan senyawa kompleks yang ada disuatu bahan menjadi senyawa, sehingga melibatkan bebagai macam microorganisme, microbanya membutuhkan substrat sebagai media tumbuh juga membutuhkan ketepatan kondisi lingkungan.
Senny Helmiati mengatakan, supaya proses fermetasi tersebut bisa berjajalan dengan baik, tentu saja kalau itu diikuti semua proses fermetasi ini akan meningkatkan kandungan nutrien suatu bahan. Hasilnya akan sesuai dengan proses, faktor suhu, pH, komponen kimiawi dari bahan yang difernmentasi dan jesis microba juga proses pencampuran. Lama fermentasi dengan jangka waktu 4 sampai 7 hari menjadikan kualitas berbeda.
Microorganisme yang biasa dilakukan untuk memfermentasi bisa menggunakan microba, bakteri yang mempunyai sifat protoritik, selulitis atau pun sifat lainnya menunjukkan potensi sangat besar menurunkan zat anti nutrien, meninkatkan kualitas bahan baku terutama esensial dan asam aminonya.
Ia menegaskan, saat ini sudah banyak dipergunakan produk mengandung laktobasilus, sakaromises salah satunya produk Effektive Microorganisme 4 (EM4)yang dapat membantu proses penyerapan pakan. Membantu proses dalam meningkatkan kecernaan pakan sehingga ikan dapat mencerna dengan baik juga dapat terserap dan pakan itu lebih efisen sehingga nanti harapannya dapat meningkatkan hasil. https://linktr.ee/em4