Direktur Utama PT Karya Pak Oles Grup, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr menegaskan, dalam kegiatan yoga ada hal yang disebut dengan delapan tahapan atau delapan tangga dari pada yoga yang disusun oleh Rsi Patanjali yang disebut dengan astangga yoga delapan tahapan.
“Yaga yaitu, yama, niama, ini adalah menjadi satu kesatuan yakni sikap hidup kita dalam berpikir, bertindak, dan berkata, yakni cinta kasih atau ahimsa satya atau kesetiaan, astrea tidak mencuri, brahmacaria belajar terus, dan aparigraha yaitu bersikap rendah hati,” kata Dr. Wididana yang juga seorang instruktur Yoga Internasional ketika memberikan dharmawacana tentang yoga yang disiarkan salah satu stasiun televisi yang berjaringan di tingkat pusat, Jakarta.
Gede Ngurah Wididana adalah guru yoga internasional, berkat telah dinyatakan lulus dan mengantongi sertifikat yang sebelumnya secara tekun mengikuti Yoga Teacher Training (YTT) di kawasan Legian, Kuta, Kabupaten Badung selama 200 jam dengan pelatihnya Ian Terry, founder of Yoga Fx aliran Yoga Bikram, selama tiga minggu, 5-23 September 2022.
Alumnus Faculty Agriculture University of The Ryukyus Okinawa, Jepang menambahkan, dalam niama ada lima antam yakni sama atau pikiran, perkataan dan perbuatan yang bersih, ibarat mutiara atau kristal yang bersih, santosa yaitu pikiran yang makmur, pikiran yang berlimpah, santosa kemudian tampas yakni dari dalam diri kita sendiri tumbuh kuat suatu energi yang bisa membangkitkan semangat.
Bangkitnya semangat, atau empower kemudian swadiaya yaitu belajar, terus belajar dan berusaha sendiri melalui membaca, menulis atau mendengarkan termasuk juga meditasi atau kontemplasi. Itulah yang disebut dengan swadiya.
“Yang terakhir adalah Iswara Tradi Dharma yakni berserah diri kepada Tuhan, kepada Ida Shangyang Widhi Wasa, setelah kita berusaha dan bekerja terus kita iklhas berserah diri kepada Tuhan yang disebut dengan Iswara Pramidana. Ini adalah dua tahapan yaitu Yama Bratha dan Niama Bratha.
Dr. Wididana selanjutnya ada yang disebut dengan asana atau sikap hidup, sikap tubuh, sikap pikiran kita yang harus selaras, dari dalam diri dengan alam semesta.
Upaya tersebut mampu mengantarkan sikap tubuh yang baik untuk memberikan kesehatan, sikap pikiran yang baik, memberikan kesehatan kepada pikiran dan juga kepada jiwa sehingga kita mendapatkan kesehatan.
Upaya tersebut diimbangi dengan terus melatih pramayana, memasukkan prana bukan saja oksigen, namun juga tenaga atau energi alam, ke dalam tubuh, dan mengeluarkan apa yang disebut apana yakni detok, pramayana inipun harus dilatih mendapatkan oksigen atau prana ke dalam tubuh dan mengeluarkannya.
“Ibarat kita menyedot air dengan selang secara berlahan-lahan kita menarik napas, dan berlahan-lahan pula kita mengeluarkan napas, semakin banyak, semakin pelan semakin banyak yang keluar, demikianlah proses pranayama.
Khusus tentang pramayana banyak hal atau teori atau praktek yang dilakukan dalam dalam pranayama bisa dilakukan yang manapun sehingga terus latihan-latihan ini dari paramayana akan menghasilkan untuk memberikan kesehatan kepada tubuh, pikiran dan jiwa kita,” tutur Dr. Wididana.linktr.ee/pakolescom