Budidaya perikanan air tawar ikan nila secara organik sentuhan teknologi Effective Microorganisme 4 (EM4) perikanan mampu menghasilkan ikan yang gurih, rasa enak dan nikmat bebas dari amis, bau tanah dan rasa lumpur.
“Masyarakat, khususnya kalangan anak-anak yang tadinya tidak senang makan ikan nila, begitu orang tuanya menghidangkan menu masakan ikan nila hasil dari produksi saya, anaknya langsung lalap makan, karena rasanya enak, nikmat dan besok datang lagi untuk membeliknya,” tutur Ni Putu Ayu Winariyati, seorang pembudidaya ikan nila yang terinspirasi dari terus diam di rumah pada masa pandemi Covid-19.
Ia bersama suaminya I Ketut Gede Wira Usada (50) mengembangkan budidaya ikan nila di pekarangan rumahnya di Banjar Penarukan Kaje, Desa Penarukan, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan yang berjarak sekitar 35 km barat kota Denpasar.
Suami-istri yang dikaruniai dua anak itu mengembangkan budidaya ikan nila dalam delapan kolam terpal bulat diameter 3 x3 meter dengan sistem RAS (Recirculating Aquaculture System) atau sirkulasi air mengalir di pekarangan rumahnya.
Pekarangan rumah di daerah pedesaan itu hanya seluas 4,5 are (450 meter persegi), 1,5 are (150 m2 dimanfaatkan untuk budidaya ikan yang sudah beberapa kali panen sejak dirintis 8 Juni 2021.
Untuk menghasilkan ikan nila gurih yang laris dipasaran dan mulai pula dipasarkan secara online itu berkat pakan sebelum dikonsumsi ikan nila piharaannya difermentasi dengan EM4 perikanan produksi PT Songgolangit Persada.
Manajer Pak Oles Green School di Jalan Waribang, Kesiman Denpasar Timur, Ir. Koentjoro Adijanto yang sempat berdialog dengan suani-istri yang menghasilkan ikan nila rasa gurih yang umumnya berbeda dengan ikan lainnya menjelaskan, kuncinya pada pakan fermentasi dan aplikasi EM4 terhadap perlakukan ikan, kolam dan lingkungannya.
Menghasilkan ikan nila yang gurih bebas amis, bebas bau tanah dan rasa berbau lumpur dengan upaya membuat pakan ikan yang difermentasi melalui sentuhan mikroorganisme EM4. Bau lumpur pada daging ikan atau dikenal dengan istilah off-flavourus ini disebabkan oleh kondisi perairan yang digunakan untuk budidaya sangat subur.
Dua senyawa kimia yang menjadi penyebab utama bau lumpur dan tanah pada ikan, yaitu geosmin dan 2-methylisoborneol (MIB). Geosmin dan MIB adalah zat yang mudah diserap oleh ikan melalui insang, lalu masuk ke organ-organ ikan. Geosmin bisa menyebabkan bau lumpur, sedangkan MIB menjadi penyebab bau apek.
EM4 perikanan dan tambak nproduksi PT Songgolangit Persada memang sangat efektif menjaga ikan tetap sehat. Karena fungsi EM4 perikanan dan tambak untuk meningkatkan bakteri pengurai bahan organic, menekan pertumbuhan bakteri patogen, menstimulasi enzim pencernaan dan meningkatkan kualitas air.
Penerapan sistem fermentasi pakan, sehingga nilai kecernaan pakan meningkat. Membuat metabolisme dan pencernaan ikan menjadi sempurna. Sekitar 90% pakan yang masuk ke tubuh ikan akan menjadi daging. Dengan demikian ikan akan terasa gurih, enak dan nikmat, tutur Yoyok.