Kolaborasi teknologi Effective Microorganisms (EM) dengan agrowisata mampu mengembangkan perkebunan tanaman herbal (obat-obatan) dengan menanfaatkan struktur tanah yang terasering (berundag-undag) sehingga menjadi objek yang menghijau, lestari serasi dengan lingkungan dan mempunyai nilai ekonomis tinggi.
“Kami mempersiapkan generasi muda cinta terhadap pertanian dan lingkungan, dengan melatih anak-anak sejak taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah tingkat pertama, sekolah menengah tingkat atas hingga perguruan tinggi untuk belajar teknologi EM,” kata Direktur Utama PT Songgolangit Persada Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr ketika tampil sebagai pembicara utama dalam Webinar mengusung tema “Bertani Murah, Meriah, Hasilnya Berlimpah”
Ia tampil secara bergantian dengan pembicara lain yakni Rezali Anshar, S.ST, MM, Owner Youtube Channel Penyuluh Pertanian Lapangan dari Kalimantan Selatan, di hadapan ratusan peserta kalangan milenial dari berbagai daerah di Indonesia yang dipandu moderator Wibhuti Emriko B.SC M.SC.
Alumnus Faculty Agriculture University of The Ryukyus Okinawa, Jepang itu menambahkan, pelatihan tentang teknologi EM kepada anak-anak muda yang akan melanjutkan pembangunan pertanian modern melalui pelatihan dengan menekankan agar mereka memiliki rasa senang dalam menggeluti dan menekuni sektor pertanian tersebut.
Dalam perkebunan tanaman herbal seperti yang dikembangkal di Desa Bengkel, Busungbiu, Kabupaten Buleleng, Bali di atas hamparan lahans seluas 7 hektar yang memiliki koleksi ratusan jenis tanaman obat kini mnenjadi sumber bahan baku produksi PT Karya Pak Oles Tokcer, sebuah perusahaan swasta nasional yang berbasis obat-obatan tradisional terbesar di Bali.
Pendidikan dan pembelajaran generasi muda tentang pertanian organik melalui teknologi EM menjadikan masyarakat memahami lingkungan yang sehat, pertanian yang sehat, manusianya juga sehat sekaligus ekonomi menjadi bangki dan sejahtera.
“Kami sudah melakukan aktivitas pendidikan dan pelatihan pertanian organik kepada ribuan peserta yang terdiri para petani dan mayarakat umum dari berbagai latarbelakang sejak 1997 atau 25 tahun silam di Institut Pengembnagan Sumber Daya Alam (IPSA) Bali di Bengkel. linktr.ee/pakolescom #EM