Oleh : Mas Ruscitadewi *)
Setiap saat kita menerima paket. Ada paket besar, sedang maupun kecil, menyenangkan maupun menyedihkan. Paket-paket tersebut biasanya diantar oleh kurir. Paket semesta adalah karma penerima, kurirnya bisa siapa saja dan apa saja.
Kurir tetaplah kurir, hanya pengantar. Pada paket yang menyedihkan, penerima seringkali menumpahkan kekecewaan, kekesalan, bahkah kemarahan pada sang kurir.
Penerima lupa bahwa kurir hanyalah seorang kurir, pengantar paket. Jika kurir A tak bisa menjalankan tugas maka paket akan diantarkan oleh kurir B, C atau yang lain. Intinya paket semesta pasti sampai pada yang dituju sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Kemarahan penerima paket pada kurir yang sesungguhnya tak bersalah akan menentukan jenis paket karma semesta selanjutnya.
Sedangkan pada paket yang menyenangkan, kurir seringkali merasa paket itu dari dirinya sendiri, lupa bahwa dia hanya seorang kurir, pengantar paket. Ketidaksadaran kurir sebagai pengantar paket akan makin menjadi-jadi bila penerima paket menyanjung dan memujinya, apalagi memberikan imbalan sebagai rasa terima kasih.
Ketidak sadaran kurir sebagai pengantar paket akan menentukan kariernya sebagai kurir. Yang kita terima adalah karma kita, baik dan buruk, tak sepantasnya kita menyalahkan kurir.
Dalam hidup ini kita hanyalah kurir dari kuasa semesta, semoga kita selalu disadarkan akan tugas kita, hanya sebagai kurir.
*) Adalah Sastrawan dan Alumnus Program S-3 Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar.