Direktur Utama PT Karya Pak Oles Grup, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr menegaskan, semua aktivitas kehidupan sehari-hari harus didasarkan atas dharma (kebaikan) dalam ajaran Hindu disebut Moksartam Jagadhita.
“Kita harus terus berusaha dalam pikiran, perkataan dan perbuatan agar mampu mencapai kebahagiaan, dalam bahasa Bali disebut Suka Duka Lara Pati yakni kebahagiaan yang terus menerus tanpa diikuti dengan ketidakbahagiaan,” kata Gede Ngurah Wididana yang akrab disapa Pak Oles ketika membahas secara tuntas “Kebahagiaan Merupakan Tujuan Hidup”.
Sosok pria enerjik alumnus Faculty Agriculture University of The Ryukyus Okinawa Jepang dan Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar itu menjelaskan, dalam menjalani kehidupan di dunia ini selalu berhadapan dengan “Suka duka lara pati” yakni kebahagiaan yang juga diikuti dengan kesedihan (duka) lara pati (sakit dan mati).
“Suka duka lara pati adalah hal yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan yang harus ditemui, kita harus bisa memaknai nilai-nilai yang mampu memberikan kesenangan dan kebahagiaan, walaupun ada duka yang hidup berdampingan, namun kita harus tetap hapy, dan bahagia adalah sikap, gaya hidup dan sikap hidup dalam memaknai kehidupan,” ujar Pak Oles.
Dalam ajaran Hindu tujuan hidup disebut Catur Purusa yakni Dharma, Artha, Kama dan Moksa. Dharma harus menjadi landasan dalam berpikir, berkata dan perbuatan sehingga tidak meninggalkan dharma untuk dapat mencapai kebahagiaan.
Dharma juga berarti agama, kebenaran dan hal-hal lain yang senantiasa menjadi patokan dan landasan dalam menjalani kehidupan sehingga selalu memperoleh kesenangan dan kebahagiaan.
Dharma itu menjadi landasan, kalau menyimpang dari dharma itu bisa tidak bahagia, apapun yang dilakukan menyimpang dari dharma akan tersesat, kehilangan apapun yang dilakukan terlepas dari dharma menjadi bingung atau tersesat.
Demikian pula dalam bekerja untuk mendapatkan artha (kekayaan), kesenangan, kesehatan, tetap berpegang teguh pada dharma, kalau menyimpang dari dharma maka kekayaan yang diperoleh tidak bermanfaat, tidak berguna karena tidak sesuai dengan dharma sebagai penegak hukum.
Artha yang diperoleh dengan dharma juga harus memanfaatkannya untuk memenuhi kebutuhan hidup, makan, minum, pesiar disebut kama untuk memenuhi keinginan hidup, berdesarkan dharma
Demikian pula dalam membeli sesuatu dengan manfaatkan uang harus berdasarkan dharma, kalau seseorang bekeja sebagai guru, penegak hukum dan lainnya harus tetap sesuai dengan dharma jangan menyimpang dari dharma, jika menyimpang akan mendapatkan kesedihan.
Dalam menggunakan artha untuk memenuhi kebutuhan hidup seperti makan, minum pesiar (kama) memenuhi keinginan hidup tetap harus berdasarkan dharma, apapun yang dilakukan dimanfaatkan uang berdasarkan dharma tidak boleh menyimpang.
Dharma, artha dan kama tiga hal yang bisa meraih moksa yakni bebas tidak terikat, ikhlas agar di bumi dan dunia akitar, sebelum mati tujuan mencapai kebahagiaaan lahir dan batin
dapat tercapai, tutur Pak Oles. linktr.ee/pakolescom