Membuat Fermented Plant Extract (FPE) atau ekstrak tanaman yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan berbagai jenis bahan berupa daun maupun umbi-umbian yang berkhasiat obat seperti kunyit, jahe, bawang merah, cabai, daun bluntas, sereh dan daun jeruk dicincang (dipotong-potong) menjadi bagian-bagian kecil.
“Semakin banyak bahan tanaman obat atau rempah-rempah yang digunakan untuk membuat FPE hasilkan semakin bagus dan bermutu untuk memberantas hama tanaman, khususnya di sekitar lingkungan pemukiman tanpa mengganggu masyarakat lingkungan sekitarnya” kata Manajer Pak Oles Green School, Ir. Koentjoro Adijanto saat mengajar membuat FPE kepada 17 orang dari Bali Japan Club di Pak Oles Green School, Jalan Waribang, Kesiman, Denpasar Timur belum lama ini.
Ia menjelaskan, semua bahan setelah menjadi bagian-bagian kecil dimasudkan dalam satu tempat lalu difermentasi dengan pupuk hayati Effective Microorganisms 4 (EM4) ditambah molase selama dua minggu. Umbi-umbian dan daun yang berkhasiat obat itu setelah difermentasi mengandung antioksidan begitu disemprotkan ke tanaman dapat mengatasi berbagai serangan hama.
Tanaman pekarangan yang merupakan apotik hidup yakni untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dalam rumah tangga menjadi sehat dan segar seperti sayur mayur, cabai dan lain-lainnya akan tetap aman untuk dikonsumsi kapan saja.
Penggunaan FPE untuk tanaman pekarangan itu tidak mencemari lingkungan sekitarnya. Namun pembuatan FPE untuk pengobatan ternak atau kepentingan lainnya, prosesnya dengan cara lain lagi, meskipun bahan bakunya ada yang sama, tutur Yoyok. linktr.ee/pakolescom #songgolangitpersada #EM4