
Kepala Cabang Pemasaran PT Songgolangit Persada (SLP) Wilayah Bali, NTB dan NTT Irkham Rosidi menargetkan penjualan produk Effektive Microorganisms 4 (EM4) di wilayah pemasarannya pada tahun 2025 dapat meningkat di kisaran 15-20 persen.
“Saat pandemi COVID-19, penjualan EM4 mengalami peningkatan, seiring dengan banyak yang beralih ke pertanian, namun penjualan sempat menurun di tahun 2023. Selanjutnya, kembali naik di 2024, dan tahun ini kami targetkan bisa naik 15-20 persen dari target,” kata Irkham saat ditemui di kantornya di Denpasar.
Menurut dia, dengan berbagai manfaat dari produk EM4 yang sudah terbukti, sistem distribusinya melalui keagenan sudah berjalan dengan baik. Produk EM4 sendiri terdiri dari EM4 Peternakan, EM4 Tanaman, EM4 Perikanan dan Tambak, serta EM4 Bakteri Efektif Pengurai Tinja dan Limbah Organik.
Teknologi EM (Effective Microorganisms) pertama kali dikembangkan oleh Dr. Teruo Higa, seorang profesor Universitas Ryukyus, Okinawa, Jepang pada tahun 1982. EM adalah kultur campuran mikroorganisme menguntungkan dan non-patogen yang dihasilkan melalui proses alami dan tidak disintesis secara kimia atau dimodifikasi secara genetik.
“Terkait pengembangan pemasaran, kami berencana untuk menyasar wilayah-wilayah yang selama ini belum tergarap maksimal, seperti halnya sejumlah daerah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT),” ujar Irkham.
Dia tidak memungkiri ada sejumlah tantangan untuk memasarkan produk EM4 untuk wilayah Indonesia yang semakin ke timur, diantaranya dari sisi kultur dan tingkat pendidikan masyarakat, perputaran ekonomi, maupun letak geografis. Oleh karena itu, pihaknya membuat informasi disesuaikan dengan kondisi pasar yang akan digarap.
“Kami berusaha membuat materi edukasi yang lebih simpel, karena jika informasinya terlalu tinggi, dikhawatirkan akan ada kesenjangan informasi antara pembuat dengan penerima. Oleh karena itu, kami membuat informasi yang seringan mungkin, yang gampang diterima,” ucap pria asal Pemalang, Jawa Tengah ini.
Di tengah era digital saat ini, PT Songgolangit Persada juga melakukan upaya promosi dengan berbagai konten yang disebarkan melalui berbagai kanal online dan media sosial seperti YouTube, Instagram, Facebook. “Kami harus memastikan informasi yang dibuat ini sampai ke mereka.
Konten informasi yang dibuat diantaranya berupa testimoni pengguna EM4, podcast, hingga pembuatan film dokumenter, dengan durasi yang tidak begitu panjang, kemudian disebarkan melalui berbagai grup komunitas di media sosial.
Tetapi, kata Irkham, upaya penyebaran informasi secara online itu tetap di lapangan harus dikawal untuk memastikan informasi tersebar dengan merata. “Ini yang dimaksimalkan tahun ini sehingga bisa meningkatkan informasi dengan target yang lebih luas dan selanjutnya berkontribusi pada peningkatan penjualan,” ujarnya optimis.https://linktr.ee/em4