Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr dalam acara podcast EM Indonesia Official bertajuk Pengembangan Pertanian Organik di Bali yang diwawancara Rai Stiawati.

Dirut PT. Songgolangit Persada, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr berpandangan dengan posisi Bali yang strategis, maka pulau ini dapat menjadi contoh dalam penerapan pertanian organik sehingga masyarakat dari berbagai negara di dunia dapat belajar ke Bali.

“Dengan Bali menjadi contoh, mereka (wisatawan mancanegara-red) bisa belajar ke Bali, sehingga pertanian organik di daerah kita bisa dikenal meluas. Pertanian organik itu sangat baik untuk lingkungan dan sekaligus bagi kesehatan manusia,” kata Wididana dalam acara podcast EM Indonesia Official bertajuk Pengembangan Pertanian Organik di Bali yang diwawancara Rai Stiawati.

Alumnus Program Pasca Sarjana (S-2) Faculty Agriculture University of The Ryukyus Okinawa ini menambahkan, sejatinya pertanian organik di Bali sudah dilakukan secara alami oleh para petani dan dikembangkan melalui pertanian terpadu. Limbah hasil peternakan kemudian digunakan untuk memupuk tanaman. Praktik pertanian organik pun telah terbukti berhasil, tidak saja pada tanaman padi, termasuk juga pada palawija, hortikultura bahkan pada tanaman coklat dan cengkih.

Menurut Wididana, dengan harga pupuk kimia yang kian mahal, maka pertanian organik menjadi jawaban yang tepat bagi para petani kita. Selain karena produktivitasnya yang tinggi, dari sisi pemupukan juga lebih terjangkau. Sedangkan penggunaan pupuk dan pestisida kimia yang berlebihan, tak hanya merusak lingkungan, namun dapat menimbulkan masalah kesehatan karena pangan yang kita konsumsi terkontaminasi dengan bahan-bahan beracun.

“Pertanian organik ini harus terus diedukasi, terutamanya pada generasi muda sehingga dapat melanjutkan cita-cita untuk memperjuangkan pertanian organik. Sedangkan jika petani hanya memilih jalan pintas penggunaan pupuk kimia dan pestisida kimia, justru akan merusak tanah. Pertanian kalau tidak dikelola dengan baik akan merusak lingkungan,” kata sosok pria enerjik yang akrab disapa Pak Oles itu.

Oleh karena itu, Wididana menggugah para petani dan pemerintah agar memasifkan pertanian organik untuk kelestarian lingkungan yang berkesinambungan. Terlebih saat ini sudah tersedia teknologi Effective Microorganisms 4 (EM4) yang sangat mendukung pertanian organik.

EM4 Mempercepat Fermentasi

Wididana menambahkan, limbah kotoran ternak dari para petani sejatinya merupakan bahan baku yang sangat subur untuk diolah menjadi pupuk. Tetapi, limbah ternak tersebut harus diolah menjadi kompos atau bokashi. Persoalannya, dengan acara alami, dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengolah limbah ternak menjadi pupuk,.

“Dengan teknologi EM4, dalam waktu tiga minggu kotoran ternak sudah terfermentasi menjadi pupuk yang siap pakai. Pupuk yang siap pakai ini tentunya ditunggu oleh para petani,” tutur Alumnus program S-3 Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa ini.

Para petani tentunya sangat berharap dapat didistribusikan pupuk yang siap pakai ataupun diajarkan cara mengolah pupuk organik dengan cepat. “Saya melihat EM4 ini sangat mudah diaplikasikan, produknya terjangkau. Selain itu mudah disalurkan kemana saja karena produknya ringan,” katanya. Keunggulan lainnya, aturan pakai EM4 dapat digunakan untuk skala luas. Penerapannya pada peternakan, perikanan, perkebunan akan sangat bagus.

Wididana pun mengingatkan kalau limbah ternak tidak dikelola dengan baik atau tanpa melalui proses fermentasi yang tepat akan menyebabkan pembusukan dan pupuk yang dihasilkan banyak mengandung penyakit tanaman. Akibatnya, memupuk tanaman bukannya membuat tanaman menjadi subur, tetapi justru berdampak memberikan penyakit pada tanaman. “Tanah akan menjadi panas, perakaran tanaman tidak baik, mengundang serangga yang tidak diinginkan seperti lalat dan akan muncul cacing yang merusak tanaman,” ujarnya.

Wididana mengatakan saat ini masih butuh upaya yang kuat agar teknologi EM4 dapat dikenal lebih luas oleh masyarakat Bali dan mereka dapat merasakan manfaatnya. Pihaknya pun berharap agar pemerintah bisa membuka peluang agar teknologi yang mendukung pertanian organik ini bisa diakses lebih cepat oleh petani.https://linktr.ee/em4

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini