Bumi Kita Sedang Sakit

0
149
Ir. I Gusti Ketut Riksa, Staf Ahli PT. Songgolangit Persada.

Oleh: Ir. I Gusti Ketut Riksa *)

Banyak orang bertanya-tanya mengapa belakangan ini sering terjadi bencana alam seperti gempa bumi, angin topan, banjir bandang, banjir rob, tanah longsor, pemanasan gelobal, kebakaran hutan, tsunami, AIDS, covid dan lain sebagainya.

Frekwensi dan intensitasnya semakin meningkat, sebab musibah bencana ini telah diketahui  banyak orang namun manusia belum mampu mengendalikan kehendak alam. Sebagian bencana itu justru terjadi karena ulah manusia juga seperti peperangan, radiasi akibat gempuran alutsista, rasialis, kelaparan, pengungsian dan lainnya, ini pun terus berlangsung.

Dibeberapa belahan bumi terjadi pula berbagai krisis yang datang silih berganti, dari satu krisis ke krisis yang lain disebakan oleh perubahan pola hidup seperti krisis air bersih, krisis energi, krisis bahan bakar, pasar modal bahkan krisis moral. Krisis-krisis ini sebenarnya terjadi karena peningkatan kesejahteraan.

Peningkatan kesejahteraan seyogyanya membawa manusia kejalan ke ketenteraman, malah meninbulkan manusia menjadi egoais. mereka menganggap dunia ini adalah miliknya dan boleh berbuat semaunya. Perut bumi, hutan, lautan dikuras habis-habisan.

Beranjak dari uraian diatas, bumi kita sekarang ini bukan hanya sakit biasa seperti flu namun sudah berada pada stadium akhir yakni sakit keras. Meskipun penyebabnya telah diketahui namun bencana itu tetap merupakan momok yang menakutkan.

Mengatasi  kerusakan bumi secara satu persatu akan sangat melelahkan bahkan mungkin tiada akhir. Diera kaliyuga ini  kiranya IPTEK saja tidak dapat menyelamatkan bumi beserta isinya, karena kerusakannya telah berdemensi luas, satu satunya harapan untuk mengendalikan keinginan manusia ialah melalui ajaran kebenaran seperti yang banyak dikumandangkan dalam agama.

Agama mengatakan bahwa orang yang paling kaya adalah orang yang kehilangan loba, orang yang tidak mementingkan diri sendiri, dan itulah inti ajaran agama, cintai semua dan layani semua, bukan hanya sesama manusia tapi juga manusia dengan alamnya dan manusia dengan tuhannya.

Priorita pertama dalam pembangunan ialah mewujudkan kecukupan pangan karena pertanian merupakan penentu keberlangsungan suatu bangsa dan negara. Prioritas berikutnya ialah kesehatan, energi, serta isu-isu lingkungan. Sekarang telah tersedia teknologi alam yang telah mendapat sentuhan IPTEK mampu menjawab prioritas-prioritas itu bahkan menjawab prioritas-prioritas itu secara holistik dan simultan  mudah  murah, dan ramah lingkungan, tinggal bagaimana mengimplementasikannya.

Telah banyak negara yang mampu menggerakkan masyarakatnya demi kepentingan bersama. Teknologi yang dimaksud ialah “Teknologi Effektive Microorganisme (EM)”. Teknologi ini mampu meningkatkan produksi pertanian, baik kuantitas maupun kualitas, meningkatkan kualitas lingkungan. Hanya dengan satu teknologi dapat menjawab berbagai masalah, melalui jasa mahluk yang sangat kecil yakni “Mikroba”.https://linktr.ee/em4

*) Staf Ahli PT Songgolangit Perada.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini