Staf Ahli PT Songgolangit Persada, Ir. I Gusti Ketut Riksa menegaskan, petani, masyarakat dan semua pihak jangan coba-coba mencampur pupuk hayati berteknologi Effective Miecroorganisme (EM) dengan pestisida, fungisida dan antibiotik lainnya, karena bahan kimia tersebut dapat mengganggu kehidupan dan perkembangan mikroba EM.
“Para peneliti hingga kini terus menggali kemampuan dengan memperbanyak grup-grup kerja, menambah jumlah dan jenis yang bermanfaat,” kata Gusti Ketut Riksa yang juga instruktur Institut Pengembangan Sumberdaya Alam (IPSA) Bali.
Ia mengatakan, penggunaan pupuk hayati EM4 untuk mempercepat proses revitalisasi bumi yang terlanjut mengalami degenerasi oksidatif ke tingkat yang lebih berbahaya. Teknologi EM yang ditemukan oleh Prof. Teruo Higa, guru besar Universitas Ryukyus Okinawa, Jepang dapat diterapkan dalam enam aspek kehidupan, yakni pertanian, peternakan, perikanan, limbah, industri dan kesehatan.
Penerapan teknologi EM dalam bidang pertanian dapat mewujudkan masyarakat yang harmoni dan menyelesaikan isu global, terutama terkait pencemaran lingkungan. Teknologi ramah lingkungan itu dapat menggantikan semua produk industri kimia pertanian yang bersifat polutif.
“Namun ada beberapa kalangan yang berpendapat bahwa teknologi kimia yang diterapkan pada sektor pertanian mampu meningkatkan produksi dengan biaya murah,” ujar Gusti Ketut Riksa, mantan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bangli ini.
Ia berpendapat, anggapan itu hanya bersifat sementara karena kesuburan tanah akan terus menurun, serangan hama dan penyakit semakin tidak terkendali, dibarengi dengan pencemaran lingkungan yang semakin menyedihkan. Semua proses itu kian hari semakin mengancam kelangsungan hidup semua makluk hidup.
Dengan EM petani dapat membuat pupuk organik dengan biaya murah, membuat bio pestisida, bio fungisida, bio bakterisida, bio urine, pupuk pelengkap cair (PPC), zat pengatur tumbuh (ZPT) dan biodesinfektan.
Semua itu tidak berbahaya terhadap kesehatan manusia, bahkan mampu meningkatkan derajat kesehatan. “Dengan EM, petani juga dapat meningkatkan produksi secara kualitas dengan nilai jual lebih tinggi dan cita rasa yang lebih nikmat,” ujar Gusti Riksa yang selalu tampil enerjik meski usianya diatas 80 tahun.https://linktr.ee/em4