Dalam manajemen, seluruh anggota hendaknya bersatu untuk menuju suatu tujuan. Tidak ada tujuan yang bisa dicapai dengan baik, cepat dan efesien tanpa persatuan. Jadi persatuan itu sangat diperlukan untuk mencapai tujuan. Hal tesebut diungkapkan oleh Dirut PT Karya Pak Oles Group, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr.
Alumnus Program Pasca Sarjana (S-2) Faculty Agriculture University of The Ryukyus Okinawa, Jepang (1987-1990) mengatakan, tujuan berperang atau bertanding yakni mencapai kemenangan. Tujuan berbisnis yakni mendapatkan keuntungan dari segi material dan spiritual. Tujuan berorganisasi sosial yakni memberikan pelayanan sosial yang memuaskan masyarakat secara lahir dan batin. Tujuan organisasi politik yakni memenangkan pemilu, lalu merebut kekuasaan dan memberikan pelayanan dan kesejahteraan bagi masyarakat.
“Untuk bisa bersatu, anggota atau pengikut harus dirapatkan, yang dalam tradisi militer lazim disebut rapatkan barisan,” ujar pria yang akrab disapa Pak Oles. Merapatkan barisan berarti melakukan konsolidasi (menguatkan organisasi) motivasi (menguatkan mental anggota) dan memberikan komando (perintah). Hasil akhir yang ingin dicapai setelah merapatkan barisan yakni memiliki tim yang kuat, solid dan bermental juara. Tim inilah yang dikenal dengan istilah the winning team (tim pemenang), the dream team (tim impian).
Alumnus program S-3 Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa, Denpasar menegaskan, jika Anda seorang pemimpin, Anda pasti memiliki anak buah. Anak buah itu adalah anggota tim yang bisa disatukan segala potensinya untuk mencapai tujuan. Seorang pemimpin adalah dia yang berkemampuan lebih, yang didengar suaranya dan yang diikuti perintahnya.
“Karena tugas seorang pemimpin adalah memberi perintah (commander), maka Anda harus merapatkan barisan sebelum memberi perintah. Jangan sampai perintah yang diberikan tidak didengarkan, tidak dimengerti atau salah dimengerti oleh anak buah. Jangan sampai suara Anda tidak didengar karena isi perintah dan realisasinya yang tidak nyambung. Jika hal itu terjadi, sebenarnya Anda telah berhenti menjadi pemimpin,” tegas Dr. Wididana.
Dikatakan pula, tim yang solid adalah tim yang tetap merapatkan barisan, dipompa semangatnya, diberikan contoh dan teladan, didorong dari belakang jika lambat, diberikan hadiah jika berhasil, dibersihkan anggotanya dari parasit dan benalu. Tim yang solid adalah tim yang energik, kreatif dan percaya diri.
Sebaliknya tim yang lemah adalah tim yang sakit, apatis dan ragu-ragu. Untuk menghasilkan tim yang solid, dibutuhkan pemimpin yang kuat, –kuat fisiknya untuk bekerja, kuat pikirannya untuk berpikir, kuat imannya untuk kepercayaan dirinya, kuat harinya untuk menampung dan menyatukan berbagai perbedaan dan kekuatan.
“Jika Anda seorang pemimpin, berarti Anda memegang amanah untuk sebuah kemajuan organinasi dan masyarakat. Jika Anda ingin merebut kemenangan, buatlah tim Anda solid,”tegasnya.linktr.ee/pakolescom