Dr. Wididana: Bekerjalah Tanpa Pamrih

0
118
Dirut PT Karya Pak Oles Tokcer, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr.

Konsep bekerja dalam Hindu adalah untuk memberikan kepuasan, ini yang disebut dengan pelayanan atau seva. Pelayanan kepada konsumen, pelayanan yang baik kepada pemberi kerja dan pelayanan yang baik kepada masyarakat.

“Konsep pelayanan ini sangat penting, karena hanya dengan melayanilah kita bisa mendapatkan hasil yang baik. Bagaimana kalau kita memberikan pelayanan yang buruk? Tentu ada ketidakpuasan, konsumen akan tidak puas, pemberi kerja akan tidak puas, termasuk diri kita sendiri yang bekerja juga pada akhirnya tidak puas dengan hasil kerja kita,” ujar Dirut PT Karya Pak Oles Tokcer, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr.

Alumnus Program Pasca Sarjana (S-2) Faculty Agriculture University of The Ryukyus Okinawa, Jepang (1987-1990) mengatakan, oleh karena itu, bekerjalah tanpa pamrih, dalan Bhagawadgita Bab 3 ayat 9 dikatakan, bahwa bekerjalah tanpa pamrih, tidak terikat akan hasilnya. Ini sangat penting. “Setiap orang yang bekerja pasti ingin dibayar dan itu namanya profesional bukan pamrih, itu profesional, tapi bukan karena ingin kepentingan-kepentingan sendiri kita mau bekerja, itu artinya bekerja dengan pamrih,” ujar pria yang akrab disapa Pak Oles.

Dikatakan pula, bekerja tanpa pamrih ini tanpa ikatan, dia bebas bekerja, bekerja dengan baik tanpa kepentingan-kepentingan pribadi sehingga bekerja tanpa pamrih, tanpa ikatan tanpa kepentingan pribadi dia bisa mengembangkan talentanya, dia bisa bekerja maksimal, bisa mendapatkan hasil yang lebih baik, dia bisa menjadi ahli dan mengembangkan talenta atau mengembangkan kemampuan-kemampuannya dengan lebih banyak lagi, karena talenta yang dikembangkan terus, diperdalam akan mengundang talenta-talenta baru yang juga ikut berkembang.

Alumnus program S-3 Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa, Denpasar ini menjelaskan, seseorang bekerja sesuai dengan swadharmanya, sesuai dengan tugasnya, dia menjadi guru, swadarmanya dia harus bekerja menjadi guru yang tulus, kalau dia bekerja sebagai pedagang atau pengusaha jadilah pedangang atau pengusaha yang tulus. Kalau dia bekerja sebagai polisi, jaksa, hakim dia harus tulus. Sebagai ibu rumah tangga, sebagai pelayan, sebagai pegawai kantor, sebagai politisi apa pun harus tulus. Ketulusan inilah yang disebut dengan tanpa pamrih.

Tulus sesuai dengan swadharma, dengan tulus dia baru bisa fokus, jadi kalau ada orang yang tidak tulus bekerja tentu dia bekerja tidak fokus karena banyak hal yang harus dihitung dan tidak dihitung pun harus dihitung, dia perhitungkan sehingga mengganggu fokusnya karena tidak tulus. Ketidak fokusan ini akan mengganggu ketekunan, ia menjadi tidak tekun, mudah menyerah, mudah mengeluh dan mudah berhenti atau mudah meninggalkan pekerjaan atau dia akan berhenti dari pekerjaanya karena awalnya dia pamrih, tidak tulus.

“Jadi tulus itu berasal dari hati, hati yang terpanggil untuk bekerja, hati yang terpanggil untuk melayani, memberikan lebih daripada hasil kerjanya. Jadi berikanlah hasil kerja itu lebih daripada ekspektasi. Kalau kita mendapatkan ekspektasi atau perkiraaan hasil kerja lima kita bisa memberikan sepuluh. Kalau sepuluh ekspektasinya, kita bisa memberikan 15, ketulusan inilah akan bisa meningkatkan hasil karena orang yang kita layani bekerja dengan tulus, mereka akan memberi lebih,” ujar Dr. Wididana saat membahas Karma Marga dalam sebuah siaran di stasiun televisi suasta berjaringan nasional.

Dr. Wididana mencontohkan, kalau kita melayani tamu dengan bagus dengan ketulusan tentu hasilnya akan lebih bagus. Orang akan datang kembali berkunjung atau melakukan repeat order ini dengan fokus, tulus dengan tekun, kita akan bisa melakukan sesuatu pekerjaan dengan serius. Dengan serius bukan berarti tegang tapi rileks karena ketulusan, apakah berhasil, apakah dibayar banyak atau dibayar sedikit kita itu tulus sehingga kita mendapatkan suatu tanggung jawab. Swadharma artinya tanggung jawab terhadap pekerjaan diri sendiri.

Dikatakan pula, kerjakanlah tugas anda sendiri, jangan kerjakan tugas orang lain, tugas orang lain kalau dikerjakan kalaupun berhasil Anda tidak akan mendapatkan kepercayaan apalagi Anda mengerjakan tugas orang lain dengan tidak berhasil Anda akan mendapatkan banyak suara-suara sumbang. Lebih baik mengerjakan tugas sendiri dengan dasar tulus, fokus, tekun, serius dan bertanggung jawab. “Kerjakanlah pekerjaan jangan asal-asalan , harus serius sampai berhasil dan bertanggung jawab, inilah arti daripada menjalankan tugas tanpa pamrih,” tegasnya.linktr.ee/pakolescom

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini