Sebanyak 45 mahasiswa/i Prodi S1 Institut Agama Islam (IAI) Tulang Bawang, Lampung melakukan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ke Bokashi Farm, salah satu unit usaha Pak Oles di Jalan Waribang Kesiman, Denpasar Timur, Selasa (12/11).
Siang itu, rombongan mahasiswa semester 3 jurusan manajemen pendidikan islam dan jurusan ekonomi syari’ah yang didampingi empat orang dosen diterima oleh kepala Bokashi Farm, Koentjoro Adijanto.
Rektor IAI Tulang Bawang Lampung Dr. Maulana Fitri, M.IP mengatakan, kehadirannya ke Perusahaan Pak Oles bertujuan mengimplementasi terhadap ilmu yang diterima mahasiswa di bangku kuliah untuk diterapkan dalam praktek kerja di lapangan.
“Kegiatan ini lebih menekankan pada praktek kuliah lapangan, mengenalkan mahasiswa dengan dunia kerja, pembelajaran dunia bisnis hingga pembelajaran manajemen perusahaan,” ujar Dr. Maulana yang berharap dengan kunjungan ini bisa menjadi bekal anak didiknya.
Direktur Utama PT Karya Pak Oles Grup, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr yang akrab disapa Pak Oles mengelola puluhan perusaha yang menyediakan produk-produk organik yang menjangkau seluruh daerah di Indonesia dan mancanegara.
Dari sisi manajemen hal itu sangat menarik berkat pemasarannya menjangkau mancanegara sehingga paham betul tentang pengemasan pasar. Hal itu bisa menjadi tempat belajar mahasiswa Prodi S1 Institut Agama Islam (IAI)Tulang Bawang, Lampung di masa-masa mendatang.
Sementara Manajer POGS, Koentjoro Adijanto pada kesempatan itu menjelaskan tentang teknologi Effective Microorganism (EM) dan produk-produk turunannya sehingga bisa belajar banyak tentang dunia industri di lapangan.
Direktur Utama PT Karya Pak Oles Tokcer, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr yang akrab disapa Pak Oles, adalah sosok pria enerjik yang dikenal sebagai pelopor pertanian organik.
Alumnus Program Pasca sarjana (S-2) Faculty Agriculture University of The Ryukyus Okinawa, Jepang adalah satu-satunya mendapat rekomendasi dari Prof. Dr. Teruo Higa (Jepang) untuk membawa teknologi EM ke Indonesia tahun 1990 atau 34 tahun silam sekaligus memperkenalkan dan merintis usaha pertanian organik.
Teknologi yang mudah, murah, hemat energi, ramah lingkungan dan berkelanjutan itu dapat mempercepat proses penyediaan unsur hara dari bahan organik menjadi unsur yang siap diserap tanaman, sehingga tanaman cepat subur.
Dalam perkembangannya, Pak Oles membangun pertanian perkotaan (urban farming) di kota Denpasar (POGS) dengan konsep pengembangan tanaman herbal berkhasiat obat-obatan. Tanah seluas 40 are (4.000 meter persegi) adalah milik seorang petani setempat yang dikerjasamakan untuk mengembangkan ratusan jenis tanaman herbal.
Di pusat pengembangan pertanian organik berbasis tanaman herbal masyarakat, khususnya pelajar, mahasiswa dari elemen lainnya dari berbagai daerah di Indonesia bisa belajar satu hari atau lebih tentang pertanian organik menggunakan teknologi Effective Microorganisms (EM4).linktr.ee/pakolescom