Tidak ada suatau individu atau organisasi yang bisa bertahan hidup dengan karakter boros. Artinya gaya hidup boros akan mengantarkan individu atau organisasi menuju pintu kebangkrutan atau kematian. Karena itu, jauhilah karakter lebih besar pasak daripada tiang, lebih besar pengeluaran daripada pemasukan.
“Usahakan pemasukan atau pendapatan lebih besar daripada pengeluaran. Itulah hukum efisiensi, hukum penghematan, yang bisa diterapkan seorang individu atau organisasi. Dengan begitu, tujuan hidup dapat lebih mudah dicapai,” ujar Dirut PT Karya Pak Oles Group, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr.
Gaya hidup boros dilakukan dengan menggunakan biaya tanpa perencanaan, merencanakan pengeluaran sebelum ada pemasukan, menggali lubang hutang dengan emosi dan prestise, investasi yang tidak jelas, judi, seks bebas, ketagihan alcohol, kecanduan hiburan malam dan narkoba, kebiasaan keluar malam, kebiasaan bangun siang, suka mengulur waktu dan malas.
Alumnus Program Pasca Sarjana (S-2) Faculty Agriculture University of The Ryukyus Okinawa, Jepang (1987-1990) menambahkan, dalam organisasi, gaya hidup boros dilakukan dengan kebiasaan menggunakan biaya organisasi yang tidak perlu, memelihara dan tidak berusaha membenahi divisi usaha yang merugi, memelihara sumber daya manusia (SDM) yang lemah dan tidak potensial, menggunakan peralatan atau teknologi yang tidak tepat, tidak memiliki strategi memajukan organisasi, tidak memiliki kreativitas dan inovasi.
Anggap enteng perubahan, kalah kompetisi dan apatis. Hasil akhir dari gaya hidup boros adalah kebangkrutan organisasi atau individu. Terlalu banyak contoh individu yang bangkrut, dipenjara, sakit, bahkan bunuh diri, atau dibunuh. Semua itu terjadi gara-gara gaya hidup boros. Terlalu banyak contoh organisasi yang mati, bahkan negara pun bisa hancur gara-gara gaya hidup boros.
Alumnus program S-3 Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa, Denpasar ini mengatakan, salah satu obat mujarab untuk menyembuhkan gaya hidup boros adalah melakukan efisiensi, yaitu memangkas usaha dan mengkentikan tindakan boros. Melakukan efesiensi perlu keberanian, usaha yang kuat dan fokus. Keberanian memutus karakter individu yang boros, memotong divisi usaha yang merugikan, memecat sumber daya manusia yang tidak berkualitas, dan keberanian berinvestasi pada teknologi yang tepat guna.
Melakukan efisiensi berarti melaksanakan penghematan agar tepat sasaran sehingga memberikan hasil yang maksimal, bukan berarti pengiritan sehingga memberikan hasil yang kurang maksimal. Melakukan efisiensi dan melakukan pengiritan jelas perbedaannya.
“Hanya individu atau organisasi yang bekerja fokus bisa membedakannya dengan baik. Jika tidak, maka bersiap-siaplah menuju kebangkrutan, kematian individu atau organisasi,” ujar sosok pria enerjik yang dikenal dengan nama Pak Oles.linktr.ee/pakolescom