KKN Universitas Tidar (Untidar) berkerjasama dengan pemerintah Desa Sugihmas, kecamatan Grabag, Magelang, Jawa Tengah mengadakan Workshop Pengelolaan Pakan Ternak dan Pembuatan Silase di Aula Desa Sugihmas. Pelatihan ini menyasar masyarakat di Dusun Gatak dan Jenekan yang mempunyai ternak.

Permasalahan pakan ternak yang terjadi di Desa sugihmas biasanya terjadi karena musim kemarau yang susah untuk mencari rumput. Sehingga solusi yang tepat untuk kelompok ternak Desa Sugihmas adalah pembuatan silase.

Indy Nafisah selaku penanggung jawab proker mengatakan, Kegiatan ini merupakan rangkaian pengabdian masyarakat yang didukung oleh pemerintah Desa Sugihmas. “Tujuan acara ini untuk membuat persediaan pakan ternak pada saat musim kemarau dengan cara menampung dan menyimpan pakan hijauan yang berlebih pada musim hujan sehingga dapat digunakan sewaktu-waktu pada saat musim kemarau”, ujarnya

Dalam acara ini menghadirkan dosen yang ahli dibidangnya yaitu Mohamad Haris Septian, S. Pt., M. Pt sebagai pemateri Haris mengatakan, “Pembuatan pakan silase itu sendiri memerlukan bahan diantaranya, pakan hijaun di cacah dengan ukuran kira-kira 5 cm, bahan hijaunya di campur dengan dedak/bekatul yang di campuri molase dan permentoe EM4” ungkap Haris seperti yang diulas weh magelangnews.com.

Haris juga menekankan bahwa, dalam pembuatan silase harus diperhatikan agar tidak menjadi racun dan akan menguntungkan peternak karena silase merupakan salah satu cara agar peternak tidak kekurangan pakan saat musim kemarau. Selain itu saat musim hujan kesediaan rumput banyak dapat di manfaat untuk membuat silase agar peternak tidak capek-capek mencari rumput setiap hari.

Pembuatan silase ini cukup mudah namun, peternak harus memperhatikan kualitas silase yang layak untuk ternak peliharaanya. Haris mengatakan, kualitas silase yang baik dan layak untuk menjadi pakan ternak ada beberapa hal yaitu: pabila dicoba di gigit manis, baunya seperti tape fermentasi atau bau seperti buah-buahan, warnanya hijau kekuningan, kandungan airnya banyak, terasa basah sedikit (becek) dan bau yang menempel di tangan jika cuci tangan langsung hilang.

Setelah pemaparan materi dalam acara ini dilanjutkan diskusi dengan peserta, Bu Umi salah satu peserta dalam acara ini bertanya mengenai bagaiamana cara membedakan bakteri jahat dan baik? Haris menjawab, “Bakteri jahat bisa membuat fermentasi menjadi bau busuk, cara mengetahui bakteri itu berkembang atau tidak kalau di silase dicium baunya jika berbau manis berarti mikrobanya banyak (atau sudah tumbuh) yang mana mikroba tersebut memproduksi gula”, ungkapnya.

Pertanyaan selanjutnya diajukan oleh warga Dusun Jenekan mengenai apa perbedaan silase dan fermentasi? Menurut Haris, silase itu hanya untuk hijaun segar fermentasi belum tentu silase, seperti pembuatan pupuk.https://linktr.ee/em4

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini