Dr. Wididana: Nebeng=Numpang Gratis

0
133
Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr, Direktur Utama PT Karya Pak Oles Tokcer.

Nebeng adalah bahasa daerah yang ngetop di Jakarta pada awal tahun 80-an, dan diadopsi ke dalam bahasa Indonesia, masuk ke dalam kamus bahasa, karena umum digunakan. “Nebeng artinya numpang gratis,” ujar Dirut PT Karya Pak Oles Group, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr.

Pria yang akrab disapa Pak Oles menjelaskan, nebeng sering dilakukan karena ikut numpang gratis, mumpung yang ditumpangi menuju tujuan yang sama, atau melalui satu jalur. Misalnya saat pemilik mobil pulang dari kantor menuju ke rumah, atau menuju ke tempat pertemuan, atau menuju pasar, atau pulang kampung, kebetulan masih ada tempat duduk kosong di mobil untuk seorang atau beberapa orang teman, maka teman diajak atau minta tolong ikut numpang gratis, itulah disebut nebeng.

Alumnus Program Pasca Sarjana (S-2) Faculty Agriculture University of The Ryukyus Okinawa, Jepang (1987-1990) mengatakan, mereka yang nebeng dan ditebengi saling merasa senang, karena ada teman seperjalanan, bisa ngobrol, dan bisa membantu orang yang nebeng karena tidak ada sarana transport, atau tidak ada duit.

Kalau ada orang yang nebeng ke Amerika Serikat naik jet, sedangkan yang ditebengi tidak jelas, apakah ikut atau tidak ikut ke tujuan, apakah itu bisa disebut nebeng? Orang yang nebeng maksimum pergi naik mobil, untuk pergi ke kantor, ke pasar, ke dalam kota, atau pulang kampung.

“Kalau nebeng pergi ke luar negeri naik jet, itu namanya bukan nebeng, tapi cari gratisan, aji mumpung, dan menyusahkan orang lain, karena jabatan atau menggunakan fasilitas kroni,” ujar Dr. Wididana.

Ia menambahkan, istilah nebeng yang sering diungkapkan oleh masyarakat menengah ke bawah, karena untuk menghemat biaya transport menjadi mencuat viral, karena baru kali ini ada orang kaya dan anak pejabat ikut nebeng ke Amerika Serikat.

“Kalaupun ada kesempatan bagi saya untuk nebeng naik jet ke luar negeri, saya pasti berpikir seribu kali, karena orang yang saya tebengi pasti ada maunya yang belum saya tahu,” tegas Alumnus program S-3 Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa, Denpasar ini.

Kalau sesama rekan bisnis saling kunjung mengunjungi antar negara dengan saling memberi fasilitas transport dan akomodasi, itu namanya bukan nebeng, tapi bagian dari komunikasi bisnis, untuk saling menjamu dan memberi fasilitas.

Kalau nebeng untuk mendapatkan fasilitas besar, pasti ada alasan bagi yang ditebengi untuk mendapatkan atau sudah mendapatkan proyek besar, sebagai ucapan terima kasih. “Pada titik ini, nebeng bisa disebut gratifikasi, pemberian gratis, sebagai alat sogok,” jelas Dr. Wididana.linktr.ee/pakolescom

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini