Tim Kuliah Kerja Nyata dan Pengabdian Masyarakat (KKN Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyusun program strategis guna meningkatkan pemahaman pembangunan berkelanjutan kepada siswa SDN 1 Jagir Wonokromo. Kegiatan ini meliputi implementasi pengomposan, pembuatan hand sanitizer, serta edukasi gizi seimbang.
Ketua tim KKN Abmas Alya Rachmadina memaparkan, program yang berlangsung selama bulan Agustus ini bermula dari keresahan dalam mengurangi timbunan sampah organik di sekitar area sekolah. Belum lagi kurangnya pengetahuan warga sekolah terkait teknik pengomposan yang tepat. “Selain itu, pemahaman terkait gizi seimbang dan kebersihan diri para siswa juga perlu peningkatan,” terangnya.
Hal tersebutlah yang mendorong 20 mahasiswa Departemen Teknik Kimia Industri ITS untuk menyusun program yang selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan di Indonesia. “Dalam hal ini kami berfokus pada poin ke-2 terkait Zero Hunger dan ke-12 terkait Responsible Consumption and Production,” ujar Alya seperti yang diulas web www.its.ac.id.
Pelaksanaan misi Zero Hunger dalam aspek meningkatkan nutrisi serta pertanian yang berkelanjutan tercermin melalui program pengomposan dan edukasi gizi seimbang. Dalam edukasi pengomposan limbah organik, siswa dikenalkan bahan-bahan pembuatan kompos hingga dapat menghasilkan pupuk yang kaya nutrisi.
“Siswa juga melakukan praktik untuk mengetahui langsung proses pembuatan kompos,” jelas mahasiswa angkatan 2022 ini. Lebih lanjut, pembuatan kompos yang dilakukan memanfaatkan Effektive Microorganisme 4 (EM4), ragi tape, air cucian beras, gula merah, dan sampah organik.
Kombinasi bahan-bahan alami ini tidak hanya mempercepat proses dekomposisi, tetapi juga menghasilkan kompos berkualitas tinggi yang baik untuk tanah. Hal tersebut disebabkan EM4 sendiri merupakan mikroorganisme efektif yang mempercepat proses dekomposisi.
Adapun terkait program edukasi gizi seimbang, Alya melanjutkan, siswa diberikan pemahaman pentingnya sarapan dan gizi seimbang. Terdapat pula simulasi pengecekan kesehatan menggunakan tiga alat, yaitu timbangan berat badan, tinggi badan, serta heart rate sensor rancangan tim KKN Abmas ITS untuk memantau perkembangan kesehatan siswa.
Tak ketinggalan, implementasi pembangunan berkelanjutan poin ke-12 turut diwujudkan melalui pembuatan hand sanitizer. Alya menjelaskan, kesadaran siswa terhadap kebersihan diri masih rendah sehingga perlu dilakukan sosialisasi dan simulasi pembuatan hand sanitizer dari bahan ramah lingkungan.
“Dengan adanya simulasi tersebut, siswa lebih mudah mencerna informasi yang diterima,” ungkap mahasiswi asal Sidoarjo ini. Alya menyebut, kegiatan ini pun menerima respons positif dari pihak SDN 1 Jagir Wonokromo.
KKN Abmas ITS yang dibimbing oleh Daril Ridho Zuchrillah ST MT ini diharapkan dapat terus memberi dampak positif kepada masyarakat. “Semoga tidak hanya dapat diterapkan di SDN 1 Jagir Wonokromo saja, tetapi juga di sekolah-sekolah lainnya dengan permasalahan serupa,” harapnya.https://linktr.ee/em4