Melalui program gerakan berbudaya lingkungan hidup (GBLH), SMAN 1 Lampihong memanfaatkan rumput liar beserta dedaunan yang ada di lingkungan menjadi pupuk kompos.
Bahriadi, Kepala Sekolah SMAN 1 Lampihong yang berada di kecamatan yang memiliki ciri khas penghasil gula merah menuturkan, melalui pembuatan kompos ini tentunya akan mampu mengurangi sampah organik khususnya yang ada disekitar lingkungan sekolah dan bisa membuat lingkungan menjadi bersih dan enak di pandang.
Pembuatan pupuk kompos ini memanfaatkan rumput-rumput liar, sampah-sampah organik seperti daun-daun kering, sisa sayur dan buah, dan lain sebagainya yang ada dilingkungan sekolah,” tutur Bahriadi.
Mengenai tahapan disebutkan Bahriadi, pembuatan kompos yang dilakukan siswa siswi SMAN 1 Lampihong itu, dimulai dengan mengumpulkan sampah-sampah organik yang ada di sekolah ataupun dengan membawa sampah sayur dari rumah.
Selanjutnya secara bersama-sama mereka melakukan pencacahan dan pencampuran sampah-sampah tersebut dengan pupuk kandang dan bioaktivator Effektive Microoganisme 4 (EM4), seperti yang diulas website wasaka.id.
Setelah itu dilanjutkan dengan memasukkan sampah tersebut ke komposter untuk selanjutnya didiamkan selama kurang lebih satu hingga dua minggu.
“Kedepannya pupuk ini digunakan untuk menyuburkan tanaman bunga, tumbuhan kebun sekolah dan tanaman-tanaman di sekolah,” ucap Kepala SMAN 1 Lampihong itu.https://linktr.ee/em4