Oleh: Dr. Wididana )*
Saya bertemu pemikiran Russell Conwelll, di rak toko buku, yang tercetak dalam sebuah buku tipis, hanya 72 halaman dengan harga tujuh puluh ribu rupiah. Buku tipis itu sangat menarik mata saya untuk mengintip isinya, dengan merobek sedikit pembungkus plastik tipisnya, dan saya mengintip dari tebalnya sisi samping buku, saya memicingkan mata berusaha menangkap seluruh isi buku melalui sebagian kalimat-kalimat, atau bagian-bagian tulisan, seperti paranormal yang meramal nasib seseorang melalui kartu tarot.
Kemudian, saya pergi ke kasir untuk membayarnya. Judul buku itu adalah: “Across of Diamond, satu hektar berlian, menemukan sukses besar di halaman kita sendiri.” Russell Conwell (1843-1925) adalah seorang pengacara,wartawan, pendeta gereja Batis di Philadelphia pada 1882.
Pemikirannya ditulis dan diseminarkan di berbagai tempat, dan dibukukan dengan judul “Satu Hektar Berlian” dan menjadi best seller. Puluhan ribu orang terinspirasi dengan pemikirannya, termasuk saya. Dia menjadi pemimpin gereja protestan terbesar di Amerika dengan lebih dari 3000 jemaat. Dia mendirikan rumah sakit, dan Universitas Temple.
Beberapa nasihatnya adalah: Anda harus bekerja untuk bisa bahagia, dengan bekerja Anda punya uang, dan bisa menjadi berkat bagi orang lain, keluarga, organisasi dan negara. Untuk menjadi orang hebat, tidak perlu Anda harus jadi pejabat, Anda harus bekerja dan bisa melayani kebutuhan masyarakat dengan produk dan keahlian Anda, dengan cara demikian Anda bisa menjadi hebat, bukan karena Anda menjabat, tapi karena Anda memang hebat.
Jangan meremehkan kemampuan diri, galilah dan kembangkan potensi diri. Kebesaran seseorang tidak dibentuk oleh jabatan tertentu, melainkan oleh perbuatan-perbuatan besar yang ia lakukan dengan sarana seadanya, dan oleh keberhasilannya mencapai tujuan- tujuan besar dalam hidupnya. Jika ingin jadi besar, Anda harus mulai dari tempat Anda berada, dan dengan apa yang Anda miliki, saat ini juga.
Russel Conwell sudah meninggal seratus tahun yang lalu, tapi pemikirannya tetap hidup, tertulis dalam buku, yang mampu menginspirasi banyak orang melalui buku bukunya. “Satu hektar ladang berlian ada di dekat kita, di bawah hidung kita sendiri, di tanah kita sendiri, di desa kita sendiri, tapi seringkali kita meremehkannya.
Kita membuang dan menjualnya murah murah, kemudian kita mencari rekeki di negeri seberang, tempat yang jauh, dan sepuluh tahun kemudian, kita kembali pulang ke tanah kelahiran dengan oleh-oleh kemiskinan, yang melekat di badan dan luka batin dalam penyesalan, karena ladang warisan yang sudah dijual dulu, adalah tambang berlian yang sekarang dinikmati oleh pengusaha/investor yang cerdik dan cerdas.
Janganlah menjadi generasi yang kalah dan mudah menyerah. Satu hektar ladang berlian itu ada di kebun Anda. Andalah yang garus mengusahakannya, dengan kerja yang lebih keras dan lebih cerdas. Kalau tidak, bersiaplah Anda menjadi pecundang, yang menyesali nasib.linktr.ee/pakolescom
)* Direktur Utama PT Karya Pak Oles Tokcer