Program Studi Manajemen Sumber Daya Perairan (MSDP) Fakultas Pertanian, Universitas Warmadewa (FP-Unwar) mendiseminasikan konsep akuaphonik kepada petani di Desa Ban, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem. Tujuannya untuk memberi nilai tambah sekaligus menunjang perekonomian petani di wilayah itu. Kegiatan diseminasi konsep akuophonik ini dilakukukan serangkaian program pengabdian masyarakat (PKM) internasional, yakni kerja sama antara Fakultas Pertanian Universitas Warmadewa dengan Fakultas Sain Gunaan, Universitas Teknologi Mara, Malaysia.
Ketua Tim PKM internasional, I Made Kawan mengatakan, melalui konsep akuaponik ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi petani melalui sistem pertanian integrasi. Akuaponik merupakan integrasi antara sistem akuakultur dengan sistem hidroponik, di mana sistem akuakultur memanfaatkan ekosistem wadah kultur (kolam) untuk memproduksi hewan seperti ikan, udang, kodok dan lainnya, sedangkankan hidroponik memanfaatkan wadah kultur (sirkulasi air) untuk memproduksi tanaman holtikultura.
“Integrasi kedua sistem ini memanfaatkan konsep keseimbangan ekosistem perairan dalam meningkatkan produktivitas lahan untuk memproduksi hewan air dan sayuran,” kata I Made Kawan yang juga akademisi Prodi MSDP FP-Unwar pada acara sosialisasi di Desa Ban, Sabtu (24/8).
Lebih jauh Made Kawan menjelaskan, komponen penyusun ekosistem dalam akuaponik teridiri dari produsen (tumbuhan dan phyto plankton), konsumen (ikan, udang dll), dan dekomposernya adalah berbagai bakteri baik sebagai fermentor maupun pengurai berbagai organik baik kotoran ikan maupun sisa pakannya.
Menurutnya, beberapa manfaat dari budidaya dengan sistem akuaponik antara lain pemanfaatan kotoran ikan sebagai sumber pupuk organik yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Kemudian produk yang dihasilkan merupakan produk organik karena hanya menggunakan pupuk dari kotoran ikan yang telah melalui proses biologis dan sisa pakannya.
Manfaat lainnya, menghasilkan dua produk sekaligus yaitu tanaman holtikultura dan ikan dari satu unit produksi. Selain dapat menghasilkan tanaman hortikultura segar dan ikan sebagai sumber protein pada daerah-daerah kering dengan ketersediaan lahan yang terbatas. Di Desa Ban, Kecamatan Kubu Kabupaten Karangasem sebagian besar mata pencaharian masyarakatnya sebagai petani, peternak dan pengolah kopi yang potensial untuk dikembangkan. Jumlah penduduk 11.858 jiwa, laki-laki 6.184 jiwa dan perempuan 5.674 jiwa. Desa Ban memiliki wilayah seluas 7.095 hektare dengan lahan/tanah di desa ini seluruhnya merupakan lahan/tanah kering. Luas keseluruhan wilayah Desa Ban terbagi atas wilayah permukiman seluas 106,446 hektare dan wilayah perkebunan rakyat seluas 6.962,85 hektare.linktr.ee/pakolescom