dr. Agus Somia: Penyakit Infeksi Menjadi Masalah Kesehatan

0
148
Dr. dr. I Ketut Agus Somia, SpPD, K-PTI, FINASIM bersama dr. Anak Agung Istri Tiari Laksmi dalam seminar singkat bertajuk “Penyakit Infeksi”.

Dr. dr. I Ketut Agus Somia, SpPD, K-PTI, FINASIM mengatakan, penyakit infeksi sering menjadi masalah kesehatan bukan saja di Indonesia tetapi di dunia. Dan tidak dipungkiri sebagian besar orang pasti pernah kena penyakit infeksi.

“Karena definisinya penyakit infeksi itu adalah dimana kuman (microorganisme) masuk ke dalam tubuh kita dan kemudian tubuh kita memberikan respon yang kemudian bisa terjadi kerusakan di sel jaringan organ sehingga dapat mengganggu daripada fungsi organ kita”, ujar dr. Somia yang merupakan konsultan penyakit tropik dan infeksi.

Hal tersebut memberikan dampak yang luas, bisa memberikan dampak yang ringan dan juga jangka panjang.  Jangka panjang tersebut bisa menyebabkan keganasan misalnya menjadi kanker. Contohnya seperti pengakit hepatitis c pada hati, kalau didiamkan tidak diobati dengan baik lama-kelamaan akan menjadi kanker hati.

Dr. Somia yang bertugas di Rumah Sakit Umum Pusat Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah mencontohkan, seperti juga penyakit infeksi pada rahim kalau dibiarkan tidak diobati dengan baik lama-lama bisa menjadi kanker rahim atau kanker servik.

“Jadi kalau penyakit infeksi ada mikroorganisme atau makhluk yang tidak kelihatan (kecil) dulu disebut roh halus. Mahluk kecil yang masuk ke dalam tubuh kita bisa berupa bakteri, virus, jamur atau parasit yang memiliki rumahnya masing-masing didalam tubuh manusia, ada bakteri yang suka bekembangbiak di otak, virus berkebang biak di hati, rahim dan juga dibeberapa tempat yang spesifik,” ujar dr. Somia yang juga bertugas di Rumah Sakit Kasih Ibu Denpasar.

Ditambahkan pula, kalau hal tersebut dapat menimbulkan kerusakan di dalam sel-sel tubuh kita. Jadi bagaimana bisa menimbulkan kerusakan?, karena yang langsung dirusak oleh bakteri mikroorganisme itu atau mikroorganisme tersebut  dapat  mengeluarkan racun seperti tetanus. Jadi racun tersebut merusak saraf sehingga menyebabkan kejang-kejang. Atau misalnya dikteri dia mengeluarkan racun, bisa menimbulkan flak di saluran pernafasan kita.

Kemudian apa respon tubuh kita?, respon tubuh kita yang berlebihan bisa menyebabkan sakit yang berat. Misalnya dulu ada covid, covid disebabkan oleh virus corona. Jadi ada yang kena covid, tetapi tidak bergejala, ada yang ringan, ada yang sedang dan berat misalnya.

“Nah yang berat ini bukan semata-mata disebabkan oleh virus covid yang memang virulen atau ganas, tetapi karena respon tubuh kita yang berlebihan sehingga virus itu juga bisa menyebabkan kerusakan yang lebih berat sehingga akhirnya menimbulkan penyakit yang lebih parah,” ujar dr. Somia dalam seminar singkat bertajuk “Penyakit Infeksi” pada perayaan HUT ke-27 PT Karya Pak Oles Group di Denpasar.

Ia mencontohkan, misalnya ada pencuri yang masuk ke rumah kita, jadi kalau pencuri itu mau mencuri jam dan kita hanya memberikan jam kepada pencuri itu maka rumah kita tidak rusak, karena itu respon tubuh kita kelepas sesuai, maka kita hanya kehilangan jam atau kita sakit tetapi ringan.

Akan tetapi bila ada pencuri yang masuk ke rumah kita dan ia sebenarnya hanya ingin mencuri jam dan kita melempari pencuri itu dengan berbagai macam, kita menolak pencuri itu sehingga akhirnya terjadi petengkaran di rumah kita yang membuat rumah kita menjadi rusak.

“Seperti itulah kejadian yang bisa terjadi di dalam tubuh kita, misalnya covid ada yang berat, kenapa berat, karena respon tubuh kita yang berlebihan menimbulkan yang disebut badai sitokin sehinga berbagai organ tubuh kita itu terlibat,” ujarnya dalam seminar didampingi moderator dr. Anak Agung Istri Tiari Laksmi.linktr.ee/pakolescom

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini