Dr. Wididana: Tumbuhkan Budaya Rasa Memiliki

0
127
Dr. Wididana bersama anak bungsu, Pandu Kumara dalam sebuah aktivitas.

Rasa memiliki itu penting.

Dalam bekerja sangatlah penting ditumbuhkan rasa memiliki, yang artinya menggunakan tempat kerja dan fasilitas kerja seperti milik diri sendiri. Penggunaan peralatan yang kecil-kecil misalnya, sepeda motor, alat tulis, alat bekerja (cangkul, obeng), tempat lingkungan kerja, jika digunakan dengan serampangan, tanpa ada rasa memiliki, maka peralatan tersebut akan mudah hilang, cepat rusak, dan tentu saja mengakibatkan pemborosan yang jika dikumpulkan akan menjadi kerugian besar bagi diri sendiri dan usaha.

Percaya Diri Menumbuhkan Rasa Memiliki.

Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Utama PT Karya Pak Oles Grup, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr. Ia menegaskan, rasa memiliki terhadap suatu barang, jasa atau teknologi berasal dari latihan terus menerus dari diri sendiri, keluarga dan organisasi.

Jika rasa memiliki tersebut tidak dilatih agar menjadi kebiasaan atau budaya, maka akan muncul individu, keluarga, kelompok individu atau bangsa yang memiliki budaya hidup boros, menganggap enteng, tidak percaya diri dengan kemampuan diri sendiri, dan kagum dengan kehebatan atau prestasi orang/organisasi/bangsa lain, sebagai akibat dari rasa minder dari prestasi sendiri.

Menghargai dan Mengembangkan Produk Sendiri.

Alumnus Program Pasca Sarjana (S-2) Faculty Agriculture University of The Ryukyus Okinawa, Jepang (1987-1990) menjelaskan, rasa memiliki artinya bagaimana menghargai produk/jasa/ teknologi sendiri, menggunakan dan mengembangkan, serta memanfaatkannya dengan seluas-luasnya untuk keberhasilan dan kesejahteraan diri sendiri, organisasi, bangsa.

“Dengan menghargai produk sendiri, muncul rasa memiliki, kemudian lahirlah kreativitas dan prestasi. Jika produk sendiri tidak dihargai oleh orang yang memilikinya, maka orang lain, organisasi, bangsa lain akan mengambil dan mengembangkannya,” ujar pria yang dikenal dengan nama Pak Oles.

Alumnus program S-3 Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa, Denpasar menilai  Budaya rasa memiliki itu harus ditanamkan sejak dini, bagaimana menggunakan dan merawat barang miliknya sendiri, atau milik orang lain (barang pinjaman, sewaan, pemberian gratis atau fasilitas), sehingga barang tersebut bisa digunakan maksimal dan bermanfaat, bahkan bisa memberikan hasil yang berlipat, produktif.

“Jika budaya rasa memiliki itu tidak ada, atau tidak ditumbuhkan, maka akan terjadi lempar tanggung jawab, karena semua orang tidak merasa memiliki, tapi mereka hanya ingin memanfaatkan, mereka tidak bisa merawat, memperbaiki, apalagi menyempurnakan,” tegas Dr. Wididana.

Rasa Memiliki Menumbuhkan Kreativitas dan Inovasi.

Dikatakan pula, Budaya rasa memiliki adalah hasil dari pengembangan perhatian penuh terhadap suatu produk secara detil, sehingga diketahui manfaat, maksud dan cara menggunakannya dengan baik dan benar.

Dengan cara demikian seseorang/organisasi/bangsa akan mengetahui nilai positif (keunggulan) dan negatif (kelemahan) dari suatu produk dan bagaimana cara mengembangkannya dengan tindakan nyata.

Inilah yang dimaksud dengan individu, organisasi atau bangsa yang kreatif dan inovatif yang bisa menghargai dan mengembangkan produknya menjadi kesejahteraan dirinya dan orang lain. “Mereka yang tidak menghargai produknya sendiri adalah mereka yang konsumtif, malas berpikir, malas berkarya dan selalu kagum dengan produk orang lain,”kata Dr. Wididana.linktr.ee/pakolescom

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini